Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan segera memulangkan seorang TKW (tenaga kerja wanita) atau pekerja migran (PMI) ke Tanah Air setelah hilang kontak selama 12 tahun.
Diah Anggraini (36) asal Kedungkandang, kota Malang, Jawa Timur, hilang kontak setelah berangkat ke Yordania pada 5 Oktober 2006 melalui PT Safina Daha Jaya.
Ia diketahui bekerja dengan seorang majikan selama hilang kontak tersebut dan tak memperoleh hak-haknya sebagai pekerja.
"Sambil menunggu proses penyelesaian kasusnya, saat ini Diah Anggraini berada di penampungan Griya Singgah KBRI Amman sebelum diterbangkan ke Indonesia, " kata Duta Besar Indonesia di Yordania, Andy Rachmianto pada hari Senin (11/2/2019), dikutip dari rilis resmi Kementerian Tenaga Kerja.
Andy menjelaskan, selama bekerja di Yordania, Diah tidak diberi akses komunikasi oleh majikannya sehingga tidak bisa menghubungi keluarga di Indonesa oleh majikannya dengan keluarganya di Indonesia.
“Selama bekerja di Yordania, Diah mengaku diperlakukan dengan tidak manusiawi dan gajinya tidak dibayarkan. Akhirnya, melarikan diri dari majikannya untuk segera pulang ke tanah air,“ kata Andy didampingi Atase Ketenagakerjaan KBRI di Amman, Yordania, Suseno Hadi.
Setelah melakukan penyelidikan dan berkordinasi dengan berbagai pihak, kata Andy, akhirnya pemerintah berhasil menemukan Diah dan langsung melakukan kontak dengan keluarga Diah. Saat diinvestigasi pada awal Desember 2018, Diah mengaku dokumennya tidak diurus sejak 2014 dan tidak ada kejelasan tentang gaji serta hak-hak ketenagakerjaannya selama 12 tahun.
Atase Ketenagakerjaan KBRI di Amman, Jordania, Suseno Hadi mengungkapkan, pihak KBRI telah melakukan pemanggilan terhadap majikan Diah. Majikannya pun bersikap kooperatif dan berjanji akan menyelesaikan pembayaran gajinya sebesar 9.000 USD (setara Rp126 juta dengan kurs Rp14.000).
“Gajinya sebesar 2/3 telah dibayarkan oleh majikannya. Tinggal sisanya 1/3 lagi yang belum dibayarkan, serta denda izin tinggal yang sampai saat ini belum dibayarkan majikannya,” kata Suseno.
Suseno mengungkapkan Diah akan kembali ke tanah air dalam waktu dekat setelah pemerintah Yordania mengeluarkan pengumuman amnesti tertanggal 10 Februari 2019.
Diah yang kesulitan berbahasa Indonesia saat pertama kali ditemukan perwakilan Indonesia pun kini dalam kondisi fisik yang baik. Ia telah melakukan penyesuaian dan kini mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Ia bahkan melalukan panggilan video dengan orang tuanya yang berada di tanah air.
“Saya gembira sekali dan memang sudah lama hilang kontak dan tidak berkomunikasi dengan keluarga. Saya ingin segera pulang dan bertemu dengan kedua orang tua di kampung halamannya," kata Diah.