Bisnis.com, JAKARTA – Serangan yang mulai dilontarkan Joko Widodo kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dianggap ingin menunjukkan ketegasannya.
Berdasarkan Survei Populi Center, hanya 40% menganggap capres petahana tegas.
Direktur Ekekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan sikap ini dilakukannya mematahkan persepsi publik
“Dia juga pemimpin yang bisa tegas, bisa memberikan reaksi yang cukup keras terhadap isu-isu yang dianggap hoaks atau tidak benar, atau harus diluruskan,” katanya di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Djayadi menjelaskan bahwa apa yang dilakukan Jokowi mungkin bisa menarik para pendukungnya yang ingin dia tampil tegas.
Selain itu, Jokowi dianggap ingin menunjukkan kepada publik bahwa dia berpihak pada asing, tidak peduli dengan Islam ada di pihak lawan.
Baca Juga
“Jadi ini bagian dari stategi, atau ini bisa juga wujud dari kesalnya Jokowi terhadap isu-isu itu karena dia sudah tak bisa menahan terlalu lama,” jelasnya.
Djayadi yang merupakan dosen Universitas Paramadina ini menuturkan bahwa Jokowi juga tidak suka dengan isu negatif dan tidak ingin tuduhan tersebut benar adanya. Tapi, sarannya agar diperlihatkan secara elegan.
“Jangan sampai itu menunjukkan kesan bahwa dirinya pemimpin yang mudah tersinggung, pemimpin yang lemah atau mengeluh,” ucapnya.
Dalam survei Populi secara keseluruhan, elektabilitas masing-masing calon tidak ada perubahan signifikan sejak Agustus 2018.
Keterpilihan antara keduanya yakni 54,1% untuk Jokowi-Ma'ruf berbanding Prabowo-Sandi sebesar 31% dan yang belum menentukan pilihan sebesar 14,9%.
Populi melakukan wawancara dengan tatap muka di seluruh 34 provinsi pada 20-27 Januari 2019.
Responden yang dipilih secara acak bertingkat sebanyak 1.486 orang dengan tingkat kesalahan 2,53%.