Bisnis.com, JAKARTA - Reputasi calon presiden 2019-2024 Prabowo Subianto di bidang olahraga, sudah tidak disangsikan lagi. Di bawah tangan dinginnya, pencak silat menjadi penyumbang medali emas terbanyak bagi kontingen Indonesia di ajang pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games 2018, sebanyak 14 emas.
Berkat andil pencak silat tersebut, Indonesia bertengger di posisi ke-4 besar. Di olahraga pencak silat ini, Prabowo menjadi ketua umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat).
Prabowo, ternyata masih memperjuangkan cita-cita lainnya di bidang olahraga. Salah satunya bertekad mengantarkan tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia berlaga di kompetisi sepakbola terbesar sedunia, Piala Dunia (World Cup).
Dalam pertemuannya dengan puluhan wartawan di kediamannya, di Desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa malam (5/2/2019), Prabowo mengutarakan kegeramannya kenapa timnas Indonesia tidak kunjung bisa berlaga di ajang Piala Dunia. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 sedunia.
"Saya ingin sekali membawa timnas Indonesia bisa bertanding di Piala Dunia," kata Prabowo, disambut tepuk tangan para wartawan.
Menurut Prabowo, tekadnya itu akan dia berusaha wujudkan jika rakyat Indonesia memberinya mandat melalui Pemilu Presiden (Pilpres) pada 17 April mendatang.
"Masak kita tidak bisa. Jika kita bersungguh-sungguh dalam melakukan upaya ke arah itu, saya yakin bisa," ujar Prabwo.
Selain pencak silat, Prabowo ternyata memiliki jejak rekam yang gemilang di bidang olahraga berkuda, tepatnya polo. Yakni olahraga beregu yang dimainkan di atas kuda dengan tujuan mencetak gol ke gawang lawan.
Menurut cerita Prabowo, klub pertama polo di Tanah Air, didirikan pada era tahun 1937-an oleh warga Belanda, nama klubnya Batavia Polo Club.
Sejarah polo Indonesia setelah itu tenggelam. Baru di tahun 2005, Prabowo kembali menghidupkan polo dengan mendirikan Nusantara Polo Club (NPC).
"Saya membeli Batavia Polo Club. Saya tidak memakai nama klub Batavia itu karena nama tersebut terlalu lengket dengan Belanda. Jadinya saya namakan klubnya, Nusantara Polo Club," ujarnya.
NPC bermarkas di kawasan Jagorawi Golf & Country Club. Di bawah Prabowo, dia merekrut para pemain polo dari kalangan bawah, anak petani dan anak pedesaan. Mengapa itu dilakukannya? Prabowo ingin menunjukkan ke dunia bahwa olahraga yang disukai oleh para ningrat, kelas atas ini, harus memberi kesempatan kepada siapa saja untuk berprestasi.
Terbukti, anak-anak NPC bisa mengharumkan nama Indonesia, tidak saja di tingkat regional Asia Tenggara, kini sudah
berprestasi di kawasan Asia, dengan mengalahkan tim terkuat di Asia, India dan tim-tim kuat para pangeran di kawasan Timur Tengah.