Bisnis.com, JAKARTA - Pengadilan Brasil memerintahkan perusahaan produsen bijih besi terbesar dunia, Vale SA untuk menangguhkan produksi di tambang Brucutu di Minas Gerais.
Tambang tersebut memiliki kapasitas tahunan sebesar 30 juta ton bijih besi. Demikian menurut situs web koran O Globo dikutip dari Reuters, Selasa (4/2).
Sementara itu Vale, pemilik bendungan tailing Brumadinho yang pecah bulan lalu, menewaskan lebih dari 100 orang, tidak memiliki komentar langsung terkait hal tersebut. Brucutu adalah tambang Vale terbesar di negara bagian Minas Gerais.
Untuk diketahui, Pada Jumat (25/1/2019), sebuah bendungan yang digunakan pada pertambangan milik perusahaan produsen bijih besi terbesar di dunia, Vale SA jebol. Dampaknya melumpuhkan aktivitas pertambangan bijih besi, dan menewaskan 65 orang serta lebih dari 279 orang menghilang.
Akibat hal tersebut, pemerintah setempat memberikan penangguhan sementara untuk pertambangan Feijao di Minas Gerais tersebut yang beroperasi menghasilkan 7,8 juta ton bijih besi.
Selain itu, insiden tersebut membuat saham Vale SA telah tergerus sebanyak 25% atau menghilangkan hampir US$19 miliar kapitalisasi pasar akibat dari investor yang mempertimbangkan kemungkinan biaya dan hukuman untuk perusahaan pertambangan terbesar tersebut.
Sementara, saham pesaingnya seperti BHP Group, Rio Tinto Group, and Fortescue Metals Group Ltd. mendapatkan untung dan mengalami reli penguatan saham.