Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini akan jatuh pada besok, Selasa (5/2/2019). Imlek merupakan salah satu perayaan hari raya bagi umat Khonghucu dan menjadi momen reflektif.
Sebagai bentuk refleksi, dalam merayakan Imlek umat Khonghucu melakukan serangkaian acara ritual sembahyang, seperti yang Bisnis.com himpun dari laman resmi Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dan berbagai sumber, Senin (4/2/2019) berikut ini :
Rangkaian ritual perayaan Imlek dimulai dari sepekan sebelum Tahun Baru Imlek dan berakhir dua pekan setelahnya pada saat perayaan Capgomeh.
Pertama, sepekan sebelum Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu melaksanakan ibadah yang disebut Er Shi Sheng An/Ji Si Siang An, yakni memanjatkan puji syukur atas keselamatan dan berkah yang telah diterima selama 1 tahun.
Sembahyang ini adalah prosesi menghantarkan Dewa Dapur Zao Jun ke surga untuk melaporkan tugasnya selama setahun di bumi kepada Tian. Banyak versi yang menceritakan legenda tentang asal usul Dewa Dapur Zao Jun.
Legenda paling populer adalah versi dirinya sebagai manusia biasa bernama Zhang. Ia melakukan dosa sehingga ditimpai kemalangan oleh surga, kemudian merasa menyesal dan meloncat ke dalam tungku dapur yang masih menyala di hadapan istrinya. Istrinya yang tidak berhasil menyelamatkan nyawa Zhang, kemudian membuat sebuah altar kecil di atas tungku sebagai pengingat akan suaminya. Semenjak itulah kebiasaan menyembah Dewa Dapur berkembang di masyarakat Tionghoa
Secara horizontal umat Khonghucu wajib membantu sanak-saudara yang kurang mampu agar bisa merayakan Tahun Baru Imlek bersama-sama. Maka tanggal 24 bulan 12 Kongzili dinamakan pula Hari Persaudaraan.
Adapun berbagai persembahan yang biasa digunakan untuk mengantar Dewa Dapur sebelum naik ke surga antara lain, kue keranjang, madu, manisan, wedang ronde, sajian vegetarian, dan zaotang.
Kedua, malam menjelang pergantian Tahun Baru Imlek. Satu ibadah wajib bagi umat Khonghucu adalah ibadah Zhu Xi yang dimaknai sebagai doa di ujung tahun atau doa penutup tahun. Ibadah ini dilakukan di depan meja abu leluhur masing-masing keluarga, sebagai wujud laku bakti pada para leluhur, sebagaimana yang menjadi inti ajaran Khonghucu.
Ketiga, pagi harinya umat Khonghucu juga bersembahyang kepada Tuhan, seraya berjanji hidup lebih baik di tahun berjalan. Kemudian setelahnya memberikan selamat dan memohon restu kepada orangtua atau yang dituakan, serta sampai dua pekan berikutnya saling bersilaturahmi memberikan ucapan selamat serta saling mendoakan kebahagiaan dan kesejahteraan di tahun yang baru.
Keempat, pada puncak malam tanggal 8 bulan 1 penanggalan Imlek, antara jam 23.00-01.00, seluruh umat Khonghucu melakukan sembahyang besar ke Hadirat Tian, Jing Tian Gong/Keng Thi Kong, berprasetya untuk hidup lurus sepanjang tahun.
Sembahyang ini dilakukan di depan pintu rumah menghadap langit lepas dengan menggunakan altar yang terbuat dari meja tinggi berikut sesaji, berupa Sam-Poo (teh, bunga, air jernih), Tee-Liau (teh dan manisan 3 macam), Mi Swa, Ngo Koo (lima macam buah), sepasang Tebu, dan tidak lupa beberapa peralatan seperti Hio-Lo (tempat dupa), Swan-Loo (tempat dupa ratus/bubuk), Bun-Loo (tempat menyempurnakan surat doa) dan lilin besar.
Akhirnya dua pekan setelah tahun baru, seluruh Umat merayakan Capgomeh, bergembira bersama di bawah naungan sinar bulan purnama.