Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Polandia terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan dengan Pemerintah Polandia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, salah satu kerja sama yang akan dilakukan adalah pengiriman guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke Polandia guna memanfaatkan peluang investasi pendidikan vokasi di bidang pariwisata dan budaya.
Hal tersebut disampaikan saat Muhadjir menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Polandia Siti Nugraha Mauludiah di Kemendikbud, Rabu (30/1).
“Kami akan arahkan pendidikan vokasi dengan mengirim guru-guru SMK dan instruktur, juga akan dikaitkan dengan investasi. Bisa juga pertukaran pelajar yang selebihnya akan ditindaklanjuti,” ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya yang diterima, Kamis (31/1/2019).
Selain pertukaran pelajar dan pengiriman guru SMK, Muhadjir juga berencana menempatkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Polandia. Selama ini Indonesia belum memiliki Atdikbud di Polandia. “Nanti akan dilihat negara mana yang tidak terlalu berfungsi (Atdikbudnya), akan kami alihkan ke negara-negara yang bagus potensinya,” ujarnya.
Menindaklanjuti program Darmasiswa, yaitu pemberian beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar seni, budaya, dan Bahasa Indonesia, Muhadjir berharap alumni program Darmasiswa tersebut dapat dijadikan duta-duta Indonesia di Polandia untuk mengenalkan segala potensi yang dimiliki Indonesia.
Baca Juga
Mulai dari potensi destinasi investasi hingga destinasi wisata. “Nah, ini saya menyarankan sekaligus meminta kepada Dubes untuk lebih mengintensifkan alumni Darmasiswa tahun mendatang,” kata Muhadjir.
Menyambut pernyataan Mendikbud, Dubes Siti Nugraha Mauludiah menuturkan, pendidikan vokasi nantinya akan dikaitkan dengan investasi sehingga melalui pendidikan vokasi, investasi dapat diserap langsung oleh para industri di Indonesia.
Keuntungan lainnya dari kerja sama tersebut, lanjut Mauludiah, Polandia merupakan negara yang memiliki standar vokasi Uni Eropa. Biaya hidup di sana pun cenderung lebih murah dibandingkan dengan negara Eropa Barat lainnya.
“Sehingga sesuai arahan Pak Menteri Pendidikan tadi, vokasi ini dikaitkan dengan investasi yang akan mereka tanamkan di sini (Indonesia). Jadi pendidikan bisa diserap oleh industrinya langsung,” ujar Mauludiah.
Hubungan Indonesia dengan Polandia sudah terjalin sejak lama. Sejak 1974 hingga 2018, sekitar 450 pelajar Polandia telah mengikuti program Darmasiswa untuk belajar seni, budaya, dan bahasa di Indonesia.
Program ini setiap tahunnya diminati sekitar 20 hingga 30 pelajar Polandia, padahal Kemendikbud hanya menyediakan kuota sebanyak 10 hingga 12 pelajar.
Adapun pentingnya meningkatkan hubungan kerja sama tersebut, mengingat negara dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta itu merupakan pintu masuk bagi Indonesia ke negara-negara Eropa Timur dan Eropa Tengah.