Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mnuchin Isyaratkan Peluang Akhir Drama Perang Dagang AS-China

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin membuka kemungkinan pencabutan seluruh tarif untuk China jika pemerintahan Presiden Xi Jinping memberi konsesi perdagangan yang cukup kepada Presiden AS Donald Trump.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memperlihatkan segel dan plakat Kedutaan Amerika Serikat (AS) yang baru, saat ia berdiri di samping Penasihat Senior Gedung Putih Senior Ivanka Trump selama upacara peresmian Kedutaan AS di Yerusalem, 14 Mei 2018./Reuters
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memperlihatkan segel dan plakat Kedutaan Amerika Serikat (AS) yang baru, saat ia berdiri di samping Penasihat Senior Gedung Putih Senior Ivanka Trump selama upacara peresmian Kedutaan AS di Yerusalem, 14 Mei 2018./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin membuka kemungkinan pencabutan seluruh tarif untuk China jika pemerintahan Presiden Xi Jinping memberi konsesi perdagangan yang cukup kepada Presiden AS Donald Trump.

“Segalanya mungkin,” kata Mnuchin kepada Fox Business Network pada Selasa (29/1/2019) waktu setempat, seperti dilansir Bloomberg.

Mnuchin, bersama pejabat tinggi lainnya seperti Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, akan mengadakan perundingan perdagangan dengan sejumlah pejabat tinggi China di Washington pada Rabu dan Kamis (30-31 Januari).

Pembicaraan ini diadakan sekitar sebulan sebelum perang dagang antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut kembali dilancarkan dengan tarif baru.

Perang dagang mereka untuk sementara ini dihentikan setelah Presiden Trump dan Xi Jinping sepakat untuk merundingkan segala isu perdagangan selama 90 hari terhitung sejak 1 Desember 2018.

Trump dan Xi Jinping memberi waktu kepada utusan mereka masing-masing hingga 1 Maret untuk menyelesaikan kesepakatan tentang perubahan struktural pada model ekonomi China dan isu perdagangan lainnya.

Jika gagal, Trump telah berjanji akan menaikkan tarif menjadi 25% dari 10% pada impor senilai US$200 miliar asal China. Kegagalan perundingan mereka akan menghancurkan harapan perdamaian abadi yang sekaligus akan mengenyahkan salah satu tekanan terbesar terhadap ekonomi global.

Pemerintah China sendiri telah menghadapi desakan untuk mengakhiri konflik perdagangan ini di tengah lesunya pertumbuhan domestik.

Sementara itu, tim negosiasi perdagangan Trump terbagi. Sejumlah tokoh  seperti Lighthizer dan Direktur Dewan Perdagangan Nasional Peter Navarro berpandangan keras soal China.

Di sisi lain, Mnuchin dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow cenderung lebih memprioritaskan menjaga pertumbuhan AS.

Mnuchin menampik spekulasi bahwa langkah terbaru AS terhadap Huawei Technologies Co. terkait dengan pembicaraan perdagangan dengan China.

Seperti diketahui, pihak kejaksaan AS pada Senin (29/1) mengajukan dakwaan pidana terhadap Huawei atas dasar tuduhan mencuri rahasia dagang dan melakukan penipuan bank. Tapi Mnuchin bersikeras bahwa kasus itu tidak ada sangkut pautnya dengan negosiasi perdagangan antara kedua negara.

Meski mengakui bahwa pertumbuhan di Eropa dan China telah melambat, Mnuchin tidak berharap hal itu akan berdampak pada pertumbuhan AS.

“Kami tidak melihat indikasi apa pun atas terjadinya resesi,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa konflik perdagangan dengan China tidak merugikan AS dan bahwa masih ada potensi besar bagi tercapainya pertumbuhan 3% tahun ini.

Menariknya, Kantor Anggaran Kongres (CBO) non-partisan pada Senin (28/1) melukiskan gambaran berbeda tentang ekonomi AS.

Defisit anggaran terlihat melebar dan pertumbuhan ekonomi akan “teredam”, dengan melambat menjadi 2,3% untuk 2019 dan 1,7% pada 2020.

CBO menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang dipicu oleh langkah pemotongan pajak akan memudar di tahun-tahun mendatang. Sementara itu, tarif yang dikenakan oleh pemerintahan Trump dapat menekan ekonomi dan memukul kepercayaan bisnis di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper