Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan adik calon presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, terlalu mengedepankan logika bisnis sebagai pengusaha daripada logika perjuangan mengurus bangsa dan negara lewat jalur politik.
Aria Bima, politisi PDIP yang juga Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) TKN Jokowi-Ma'ruf , mengutarakan hal itu kepada Bisnis, Selasa (22/1/2019), terkait Hashim yang mengungkit bantuan dana kampanye untuk Jokowi da Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat Pilgub DKI 2012.
Ketika itu, Jokowi dan Ahok diusung oleh PDIP dan Gerindra, tapi menjelang Pilpres 2019, Hashim mengungkit lagi dana yang dikeluarkannya ketika itu. Pada Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo masih bersaing, seperti hanlnya pada Pilpres 2014.
"Kalau di bisnis nggak salah, lha di politik? Cash in, cash out-nya itu jelas keluarnya, apa? Ya, negara ini makmur, Indonesia ini jaya, bukan urusan bisnis," jelas Aria,
Aria pun mempersilakan Hashim atau siapapun untuk mencalonkan orang terbaik pilihan masing-masing atas dasar demokrasi. Tetapi, Aria mengingatkan agar tidak lagi menggunakan logika bisnis atau dagang ketika mencalonkan orang terbaik pilihan masing-masing.
"Hashim saya minta belajar dari Prabowo dan tanya pada Pak Prabowo. Apa itu sikap pengorbanan dan militansi," pungkas Aria.
Baca Juga
Sebelumnya, Hashim memberikan komentar untuk menanggapi pernyataan Jokowi dalam Debat Pilpres 2019.
Hashim menilai pernyataan Jokowi yang menyebut kampanyenya selalu minim biaya tak logis. Hashim mengatakan setiap pencalonan memerlukan uang, setidaknya untuk biaya saksi.
"Pak Jokowi tidak mengeluarkan uang karena dana yang dipakai dari saya, itu kenyataan," kata Hashim di Media Center Prabowo - Sandiaga, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Hashim mengklaim, dia tak cuma membantu dalam bentuk uang, tetapi juga biaya kaus, baliho, dan baju kotak-kotak yang menjadi khas Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat itu.