Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengevaluasi penyelenggaraan debat pilpres pertama pada Kamis (17/1/2019). Evaluasi ini akan digunakan untuk format debat capres putaran kedua pada 17 Februari 2019.
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan pengubahan format debat ini dilakukan setelah mendapat masukan dan kritik dari beberapa pihak. Format debat ini juga akan segera diputuskan dengan beberapa pembahasan kembali.
"Konsep dan draf sudah ada. Rapat setelahnya semoga bisa diputuskan," kata Arief di kantor KPU, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Setidaknya, ada beberapa hal yang berbeda di debat pilpres kedua ini. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Tak Ada Kisi-kisi Debat
KPU tak akan membuka kembali daftar pertanyaan atau kisi-kisi dalam debat capres kedua. Sebelumnya, banyak masukan dan kritikan terkait daftar pertanyaan yang diberikan ke setiap pasangan calon pada debat capres pertama.
Baca Juga
"Kalau soal yang dibikin panelis saat debat pertama diberitahu ke calon, nah untuk debat kedua ini tidak kami beritahukan," kata Komisioner KPU, Wahyu Setiawan di kantornya, Jakarta, Se (21/1/2019).
Menurut Wahyu, KPU dan panelis tetap akan membuat daftar pertama seputar tema debat kedua. Sebab, kata dia, daftar pertanyaan yang dibuat oleh panelis untuk mendalami visi misi pasangan calon itu mekanismenya telah diatur di dalam undang-undang.
2. Tak Ada Pendukung di Belakang Paslon Saat Debat
Arief Budiman memastikan tak ada pendukung di belakang pasangan capres-cawapres seperti di debat pertama. Hal ini, ucap dia, dilakukan karena pendukung paslon dianggap mengganggu.
"Dari masukkan rapat tak ada audiens karena kalau ada kan masuk kamera dan mengganggu," ucap Arief.
Sebelumnya, dalam debat pertama, beberapa pendukung ditempatkan di belakang pasangan calon saat debat. Beberapa kali pendukung ini juga ditegur oleh moderator lantaran melakukan yel-yel atau seruan saat kedua paslon berdebat.
3. Jumlah Moderator Akan Dikurangi
KPU berencana menggunakan satu moderator dalam debat capres kedua mendatang. Arief Budiman mengatakan alasan debat dengan satu moderator lantaran laga kedua itu hanya diikuti oleh capres setiap pasangan calon.
"Debat pertama kan berpasangan dua moderator. Kalau saya sendiri mengusulkan bisa satu moderator," ucap Arief.
Arief mengatakan dalam debat pertama dengan dua moderator sebelumnya disebut sedikit lebih rumit. Sebab, pergantian antarmoderator ketika berbicara sedikit memakan waktu lebih lama.
"Saya pikir satu moderator lebih ringkas gitu, lebih rileks," jar Arief.
4. Ada Tempat Duduk untuk Paslon Saat Debat
Arief Budiman menuturkan ada usulan untuk format debat dilakukan dengan sesi duduk. Hal ini, kata dia, bertujuan untuk membuat kedua pasangan kandidat lebih rileks.
"Karena kalau kaku dan tegang, dikhawatirkan tak bisa sampaikan visi misinya. Jadi harus dibuat nyaman," tutur Arief.
Menurut Arief, format debat duduk ini juga akan disesuaikan oleh pasangan calon. Menurut dia, ada juga usulan debat tanpa podium.
"Kalau berdiri tanpa podium bisa membuat nyaman bisa juga kami fasilitasi. Tapi kalau di kursi dengan bersandar bisa membuat nyaman ya kami sediakan," kata Arief mengevaluasi debat pilpres.