Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Sakit Swedia Isolasi Pasien Terduga Ebola

Rumah Sakit Universitas Uppsala Swedia merawat secara terpisah seorang pria yang diduga terinfeksi virus Ebola setelah mengunjungi Burundi, salah satu negara di Afrika Barat.
Seorang pekerja kesehatan disemprot klorin setelah mengunjungi pasien ebola di area perawatan isolasi di rumah sakit \ Bikoro, Republik Demokratik Kongo, Sabtu (12/5)./Reuters-Jean Robert N'Kengo
Seorang pekerja kesehatan disemprot klorin setelah mengunjungi pasien ebola di area perawatan isolasi di rumah sakit \ Bikoro, Republik Demokratik Kongo, Sabtu (12/5)./Reuters-Jean Robert N'Kengo

Bisnis.com, JAKARTA - Rumah Sakit Universitas Uppsala Swedia merawat secara terpisah seorang pria yang diduga terinfeksi virus Ebola setelah mengunjungi Burundi, salah satu negara di Afrika Barat, kata otoritas regional setempat pada Jumat (4/1/2019).

Kepala petugas medis rumah sakit mengatakan pria muda itu sebelumnya berada di Burundi selama sekitar tiga minggu. Pria tersebut menunjukkan gejala demam disertai muntah darah yang menyerupai gejala Ebola. Untuk memastikan dugaan tersebut, pihak medis melakukan tes yang hasilnya diperkirakan akan keluar pada hari yang sama.

Sebagaimana diberitakan Reuters, gejala pada orang yang terjangkit virus menular dan seringkali mematikan ini dapat memakan waktu hingga tiga minggu untuk muncul.

Adapun klinik darurat di Enkoping, Swedia, tempat pasien pertama kali dirawat kini ditutup. Seluruh staf yang telah melakukan kontak dengan pasien tersebut dilaporkan berada dalam pengawasan medis.

Sejauh ini tidak ditemukan wabah Ebola di Burundi, namun negara tersebut berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo yang selama enam bulan terakhir menghadapi wabah Ebola.

Virus ini telah membunuh 356 dari 585 orang yang positif terinfeksi. Merebaknya wabah Ebola di Kongo bahkan memaksa otoritas setempat membatalkan pemungutan suara dalam Pemilihan Umum pekan lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut epidemi Ebola di Kongo selama enam bulan terakhir adalah yang terburuk kedua selama lima tahun terakhir.

Wabah terbesar terjadi pada 2013-2016 di Afrika Barat dan terdapat lebih dari 28.000 kasus dikonfirmasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper