Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Dana Tembok Perbatasan, Shutdown Parsial AS Kembali Terjadi

Pemerintah AS menutup sebagian layanannya sejak Jumat tengah malam (21/12/2018) waktu setempat setelah Kongres gagal menyepakati anggaran
Ilustrasi/Reuters-Joshua Roberts
Ilustrasi/Reuters-Joshua Roberts

Kabar24.com, JAKARTA - Amerika Serikat kembali menutup sebagian layanan pemerintahannya atau shutdown parsial mulai Jumat tengah malam (21/12/2018) waktu setempat.

Shutdown terjadi setelah Kongres tidak mencapai suara bulat atas permintaan dana sebesar US$5 miliar yang diajukan Presiden Donald Trump. Jumlah tersebut ia minta untuk menjalankan program pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Tidak tercapainya kesepakatan anggaran ini berimbas pada sejumlah badan pemerintahan yang habis masa pendanaannya pada Jumat tengah malam.

Dilansir Reuters, pendanaan terhadap tiga per empat layanan pemerintah federal AS masih berlaku hingga 30 September. Namun, seperempat sisanya berakhir pada Jumat.

Terdapat puluhan badan pemerintah dan departemen yang terkena dampak shutdown parsial, termasuk di antaranya departemen Keamanan Dalam Negeri, Keadilan, Perumahan, dan Pertanian. Selain itu Layanan Pertamanan Nasional juga akan berhenti beroperasi selama shutdown.

Lebih dari 400.000 pegawai negeri AS dari badan dan departemen terdampak tidak akan memperoleh bayaran hingga anggaran berhasil disepakati. Sementara itu, sekitar 380.000 pegawai akan berstatus "furloughed", artinya mereka akan dirumahkan untuk sementara.

Usai gagal mencapai kesepakatan anggaran, pemimpin Partai Demokrat dan Partai Republik, serta Pemerintah Donald Trump berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi pada akhir pekan ini meski libur Natal di depan mata. Shutdown parsial akan berkahir jika seluruh pihak di DPR dan Senat menyepakati kesepakatan yang dibuat dari negosiasi tersebut.

Dalam cuitan terakhirnya di Twitter, Trump mengunggah sebuah video yang berisi orasinya tentang betapa AS memerlukan dinding pembatas solid di perbatasan. Dinding tersebut digunakan menangkal kedatangan migran dengan latar belakang kriminal dari Amerika Tengah yang dapat mengancam keamanan dalam negeri.

"NEGARA KITA YANG DIGDAYA HARUS MEMPUNYAI KEAMANAN PERBATASAN," tulis Trump dengan huruf kapital setelah sebelumnya menyalahkan Partai Demokrat atas terjadinya shutdown.

Adapun shutdown parsial kali ini adalah yang ketiga kalinya sepanjang 2018. Shutdown pertama terjadi saat Pemerintahan Trump genap berusia satu tahun pada Januari. Ini adalah kali pertama dalam 40 tahun pemerintahan menghentikan layanan sebanyak tiga kali dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper