Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabareskrim Pimpin Langsung Ekspos Kasus Debt Collector Fintech

Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Arief Sulistyanto berencana memimpin langsung ekspos perkara financial technology (fintech) untuk menerbitkan surat perintah penyidikan (Sprindik) dan dilanjutkan penetapan nama tersangka pada Jumat (14/12/2018).
Kabareskrim Irjen Pol Arief Sulistyanto/Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi
Kabareskrim Irjen Pol Arief Sulistyanto/Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi

Bisnis.com, JAKARTA - Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Arief Sulistyanto berencana memimpin langsung ekspos perkara financial technology (fintech) untuk menerbitkan surat perintah penyidikan (Sprindik) dan dilanjutkan penetapan nama tersangka pada Jumat (14/12/2018).
 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan perkara tindak pidana yang melibatkan sejumlah pemain fintech tersebut akan dinaikkan statusnya dari tahap penyelidikan ke penyidikan setelah ekspos perkara rampung.
 
Menurutnya, jika perkara itu sudah naik ke tahap penyidikan, Bareskrim Polri akan menerbitkan sprindik sekaligus menetapkan sejumlah tersangka. "Besok akan digelar perkara itu oleh Pak Kabareskrim langsung. Kalau setelah ekspose nanti biasanya akan dilanjutkan atau naik status ke penyidikan sekaligus penetapan tersangka," tuturnya, Kamis (13/12).
 
Sebelumnya, sejumlah pemain financial technology (fintech) lokal dan asing dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh nasabahnya.
 
Para nasabah melaporkan tindak pidana intimidasi dan pencemaran nama baik yang telah dilakukan debt collector digital fintech melalui media sosial.
 
Kuasa Hukum Effendi Saman yang mewakili korban teror debt collector fintech itu mengungkapkan bahwa kliennya telah mendapatkan intimidasi dan pencemaran nama baik melalui media sosial. Hal itu terjadi karena kliennya satu hari telat membayar utang kepada pemain fintech lokal maupun asing.
 
Effendi menjelaskan dampak yang diterima kliennya cukup bervariasi mulai dari PHK di perusahaan hingga terjadi perceraian akibat teror dan intimidasi para debt collector fintech.
 
"Debt collector fintech ini mengontak bos perusahaan klien saya dan menuduh bahwa klien saya melarikan, menggelapkan dan mencuri uang dari perusahaan fintech tersebut, akhirnya dia langsung di PHK," ujar Effendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper