Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Senegal Macky Sall membuka Museum of Black Civilization pada Kamis (6/11/2018) di Dakar, Senegal.
Museum berluas sekitar 4.500 meter persegi ini adalah salah satu penerima ribuan artefak dari museum-museum Eropa. Artefak-artefak tersebut berpindah tangan ke museum-museum Eropa selama era kolonial.
Shall mengatakan dalam sebuah pidato bahwa kembalinya artefak tersebut adalah bagian dari kebudayaan yang menunjukkan sejarah peradaban Afrika.
"Menjaga budaya kita adalah cara menyelamatkan orang Afrika dari orang-orang yang ingin membuat mereka seperti tanpa jiwa [karena tidak mengetahui sejarah]," ujarnya pada Sabtu (8/12/2018).
Dia berharap dengan pengembalian bukti sejarah peradaban akan menjadi pemicu kemajuan Afrika ke depannya.
Salah satu artefak yang dipamerkan di dalam museum adalah tengkorak kuno dan topeng berukir. Artefak ini mengingatkan status Afrika sebagai "tempat kelahiran umat manusia".
Kemudian, serangkaian lukisan hitam-putih karya seniman Haiti Philippe Dodard menceritakan perjalanan budak Afrika ke benua Amerika beberapa abad yang lalu.
Meskipun menerima ribuan artefak, beberapa ruang galeri tetap tampak kosong karena daya tampung Museum of Black Civilisations mencapai sekitar 18.000 karya seni.
Selain Senegal, Nigeria dan Benin juga membuka museum-museum baru untuk menepis anggapan para direktur museum Eropa yakni negara-negara di Afrika belum siap mengelola benda seni yang memiliki bernilai tinggi baik sejarah maupun nilai ekonomi.