Bisnis.com, JAKARTA— Uber Technologies Inc. telah mengirimkan berkas untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Langkah ini akan menjadi tonggak sejarah bagi salah satu perusahaan paling kontroversial di Sillicon Valley tersebut.
Dikutip dari Reuters, perseroan disebutkan telah mengirimkan berkas rahasia untuk IPO tersebut pada Kamis (7/12/2018) waktu setempat. Menurut salah satu sumber anonim, langkah tersebut dilakukan bersamaan dengan saingan Uber di Amerika Serikat, Lyft Inc. yang juga mengirimkan berkas pada hari yang sama.
Langkah simultan yang dilakukan kedua perusahaan tersebut semakin memperpanjang persaingan di antara mereka. Kedua perusahaan selalu kejar-kejaran dalam menghasilkan produk layanan, atau menetapkan tarif.
Uber disebut sangat bernafsu untuk mengalahkan Lyft dalam persaingannya menuju bursa saham Wall Street. Salah satu sumber anonim lainnya mengatakan bahwa hal tersebut menunjukkan tingkat kompetisi yang begitu ketat di antara kedua perusahaan.
Listing yangrencananya akan dilakukan pada 2019 tersebut akan menjadi penanda babak baru bagi perusahaan teknologi di bursa saham. Valuasi Uber diperkirakan akan menanjak menjadi US$120 juta dengan IPO tahun 2019.
Langkah IPO juga disebutkan akan menjadi ujian bagi toleransi investor publik terhadap bisnis Uber. Perseroan diketahui mengalami berbagai masalah dari sisi hukum dan industri yang kontroversial. Hal itu menjadi warna utama dalam perjalanan Uber sepanjang 2017.
Baca Juga
Selain itu, dari sisi internal, langkah IPO juga akan membuktikan keberhasilan ataupun kegagalan pengembangan perusahaan di bawah komando Chief Excecutive Dara Khoshrowshahi yang mulai menjabat sejak setahun lalu.
Dia berulang kali menyatakan kepada publik bahwa Uber akan menjadi perusahaan terbuka pada 2019. Keseriusannya terlihat dari pengangkatan Direktur Keuangan pada Agustus, posisi yang sebelumnya belum pernah ada selama 3 tahun ke belakang.
Sejauh ini disebutkan bahwa IPO akan berlangsung pada akhir kuartal III/2019. Perseroan diketahui belum menunjuk pihak underwriter untuk IPO. Namun menurut rumor yang beredar, Morgan Stanley dan Goldman Sachs berada di garis terdepan untuk mengisi posisi tersebut.
Di sisi lain, lyft sudah mempercayakan JPMorgan Chase & Co., Credit Suisse, dan Jefferies sebagai pihak underwriter. Perjelanan kedua perusahaan akan menjadi babak yang ditunggu-tunggu, tidak hanya oleh para pelaku perusahaan teknologi, tetapi juga seluruh pelaku di pasar modal Amerika Serikat.