Bisnis.com, JAKARTA—Presiden China Xi Jinping menyampaikan bahwa dia akan mempertimbangkan untuk menyetujui akuisisi NXP Semiconductor NV oleh Qualcomm Inc. yang bernilai US$44 miliar.
Hal itu disampaikan oleh Gedung Putih melalui pernyataan pada Sabtu (1/12/2018). Adapun penawaran tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang tercapai dalam Pertemuan antara Xi dan Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, pada pekan lalu.
“[Xi menyampaikan kepada Trump] bahwa dia terbuka untuk menyetujui kesepakatan yang tidak disetujui sebelumnya, yaitu kesepakatan Qualcomm—NXP, jika nanti kembali diajukan,” tulis Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders lewat pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (2/12/2018).
Adapun Qualcomm telah membatalkan proposalnya untuk mengakuisisi produsen chip asal Belanda, NXP, pada Juli karena tensi perselisihan antara AS dan China meningkat. Padahal, Qualcomm telah menantikan persetujuan dari China tersebut selama hampir dua tahun.
Saat itu, regulator di China menolak memberikan persetujuan dan memperlihatkan penyesalan bahwa transaksi akuisisi tersebut menjadi batal.
Hal itu memperlihatkan bahwa Qualcomm telah menjadi korban nyata dari perselisihan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Saat ini, perwakilan dari Qualcomm masih belum memberikan komentar terkait berita terbaru tersebut.
Adapun dengan menghambat kesepakatan Qualcomm—NXP, China tampaknya ingin memperkuat posisinya dalam perundingan dengan AS yang telah mengancam bakal memberlakukan sejumlah tarif.
Lebih lanjut, sejak permohonannya ditolak, Qualcomm telah membayar biaya pembatalan kesepakatan sebesar US$2 miliar kepada NXP dan mempercepat program pembelian ulang saham.
Qualcomm pun telah menghabiskan US$22,6 miliar untuk membeli kembali sahamnya yang jatuh tempo pada September menggunakan simpanan dana yang awalnya ingin digunakan untuk mengakuisisi NXP.