Bisnis.com, JAKARTA – Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno berharap Calon Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo bisa satu panggung dalam acara reuni 212 dan berpelukan untuk menciptakan kesan damai.
Sandi mengatakan bahwa peristiwa saat final pencak silat pada perhelatan Asian Games lalu bisa berdampak baik bagi politik Indonesia.
“Kita harapakan tentunya jadi ajang silaturahmi, zikir, saling mendoakan. Tentunya ini alangkah baiknya kalau mereka berpelukan di atas panggung dalam satu balutan zikir,” katanya di Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Sandi menjelaskan bahwa reuni 212 bukan agenda politik tapi acara yang mengangkat ukhuwah islamiyah dan kekuatan persatuan.
Selain itu, ajang silaturahmi ini menurutnya sudah menjadi legenda di seluruh dunia karena tahun lalu ada 7 juta masyarakat berkumpul secara damai.
“Saya dikasih tahu tante saya akan masak sampai buat 500 orang katanya. Emak-emak sudah mulai sibuk buat hari minggu ini,” ucapnya.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menuturkan bahwa akan menugaskan Bawaslu DKI Jakarta untuk menindak jika ada laporan pelanggaran atau temuan yang berbau kampanye.
“Nanti diharapkan itu tidak kampanye. Memang mereka kan izinnya adalah izin menyampaikan pendapat ya, bukan izin buat kampanye,” ucapnya.
Bagja mengatakan bahwa jika ada yang melakukan kamapanye, maka kepolisian bisa menindak untuk dihentikan kegiatan reuni.
“Pertama, dilarang kampanye. Baik capres, partai politik, caleg, dan calon anggota DPD semua tidak boleh. Kedua, menghina atau menyampaikan ujaran kebencian. Kemudian, menggangu ketertiban juga tidak boleh,” ucapnya.
Tidak hanya itu, peserta reuni juga tak boleh membawa spanduk, memakai kostum, sampai melontarkan kalimat 2019 ganti presiden karena masuk dalam kategori kampanye.