Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata tengah berkonsentrasi menggaungkan wisata kuliner dan destinasi wisata ramah muslim (Muslim Friendly Tourism), untuk memajukan pariwisata Indonesia.
"Jadi, kita harus menyadari behavior spending wisatawan itu yang pertama adalah hotel [akomodasi], yang kedua kan makan, nah ini bagaimana kita bisa mengenalkan masakan Indonesia keluar negeri,"
Tantangannya menurutnya adalah masakan Indonesia terlalu beragam. Sehingga sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat ini ada lima olahan masakan Indonesia yang dikenalkan ke dunia, yakni Soto, Rendang, Sate, Nasi Goreng dan Gado-gado.
"Biar jadi ikon, jadi kalau bicara soal [lima masakan tadi] sudah tahu ini [kuliner] dari Indonesia, sama seperti kalau ngomongin Tom Yam itu kan masakan khas Thailand, atau Sushi dari Jepang, sebetulnya biar jadi lokomotif saja, nanti [masakan] lain mengikuti enggak apa-apa," tutur Agustien Muliawati, Kepala Bidang Kemitraan Industri Pariwisata Kemenpar yang mendampingi Nike.
Kedua, Nike mengatakan bahwa Kemenpar juga sedang berkonsentrasi untuk mengenalkan destinasi wisata yang ramah untuk pengunjung beragama muslim.
"Ini bukan pekerjaan yang mudah karena tidak semua daerah [masyarakatnya] beragama muslim, jadi dipilihlah beberapa daerah yang memang mayoritas [penduduknya] orang muslim," papar Nike.
Daerah yang dimaksud Nike di antaranya, Aceh, Lombok, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Malang dan sebagainya.
"Kalau sudah muslim friendly tentu agama lain juga menerima, yang non muslim pun tidak masalah [datang ke sana]," kata Nike.