Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Transportasi Jerman Andreas Scheuer ingin membuka pasar negara tersebut bagi jasa layanan transportasi online.
Scheuer mengatakan bahwa layanan taksi online dapat memenuhi kebutuhan alat transportasi di wilayah pedesaan. Dia juga ingin mengubah kebijakan yang sudah ada untuk melegalkan operasi layanan tersebut.
"Kami dapat menciptakan kemungkinan baru, terutama di wilayah pedesaan dan untuk orang-orang tua dengan layanan angkutan online. Ini merupakan kesempatan besar," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/11/2018).
Kebijakan yang berlaku saat ini melarang para sopir untuk menerima kontak secara langsung dari masyarakat dan memprioritaskan sopir taksi yang mendapat lisensi dari otoritas lokal.
"Saya menentang pelarangan dan pembatasan, saya mendukung adanya insentif. Kami tidak bisa melarang masuk sebuah penyedia layanan," kata Scheuer.
Pada saat yang sama, katanya, layanan taksi yang sudah ada jelas akan terdampak dan usulan mereka bakal dijadikan pertimbangan ke depan.
Jerman merupakan pasar yang sulit ditembus penyedia layanan transportasi online, Uber, karena regulasi yang ketat. Perusahaan aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan taksi resmi di Berlin dan Munich. Uber berharap bisa hadir di setiap kota besar di Jerman pada 2020.
Uber beroperasi di beberapa negara Eropa, tetapi memiliki jenis layanan yang berbeda di tiap negara, tergantung pada kebijakan setempat.