Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhan Mundur Gara-Gara Israel - Hamas Gencatan Senjata. Netanyahu Terancam

Keputusan PM Benjamin Netanyahu melakukan gencatan senjata dengan Hamas direspons negatif menteri pertahanan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Reuters

Bisnis.com, TEL AVIV – Keputusan PM Benjamin Netanyahu melakukan gencatan senjata dengan Hamas direspons negatif menteri pertahanan Israel.

Avigdor Lieberman, menteri pertahanan Israel, mengundurkan diri pada Rabu sebagai protes atas gencatan senjata negaranya dengan Hamas.

Gencatan senjata disepakati pascakonflik tiga hari yang berakhir pada Selasa, 13 November 2018.

Lieberman mengecam keras keputusan Netanyahu yang menyepakati gencatan senjata itu. Mundurnya Lieberman ini melemahkan koalisi pemerintahan Netanyahu.

“Bukan rahasia lagi ada perbedaan pandangan antara Netanyahu dan saya,” kata Lieberman.

Ia menyebut kesepakatan gencatan senjata itu sebagai bentuk menyerah terhadap teror seperti dilansir ABC News, Rabu, 14 November 2018 waktu setempat.

Lieberman menyampaikan pengunduran diri ini dalam jumpa pers. Dia mengatakan tidak pernah mendukung kesepakatan gencatan senjata itu, seperti diumumkan Netanyahu.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan kabinet koalisi mendukung keputusan untuk melakukan gencatan senjata dengan Hamas. Kabinet menyepakati gencatan senjata yang disponsori Mesir ini setelah rapat selama 7 jam.

Lieberman mengatakan dia tidak bisa melanjutkan posisinya sebagai menteri pertahanan setelah keputusan gencatan senjata dibuat.

“Saya tidak bisa melihat mata para penduduk di selatan dan keluarga dari tentara yang diculik,” kata Lieberman yang berasal dari Partai Yisrael Beiteinu.

Keluarnya Lieberman dari koalisi ini membuat pemerintahan Netanyahu hanya menguasai mayoritas tipis kursi di parlemen atau Knesset yaitu 61 kursi dari total 120 kursi. Netanyahu berasal dari Partai Likud.

Seperti dilansir Times of Israel, konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas pascaoperasi militer negara Yahudi itu ke Jalur Gaza pada 11 November 2018 untuk membunuh seorang komandan Hamas. Insiden ini menewaskan tujuh orang militan Hamas dan seorang tentara Israel.

Lieberman meminta Netanyahu untuk bersikap lebih keras menanggapi serangan roket yang dilancarkan Hamas pascaoperasi militer Israel.

Hamas diperkirakan menembakkan 460 roket, yang menyasar kawasan perumahan di Kota Sderot, di Israel selatan. Israel menyatakan menembak jatuh sekitar 100 roket. 

Lieberman juga meminta pemerintah segera menggelar pemilu untuk memilih perdana menteri baru. Dia menuding kesepakatan gencatan senjata itu hanya untuk kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Saeno
Sumber : TEMPO.CO
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper