Bisnis.com, JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Maarif Institute for Culture and Humanity menyelenggarakan Kongres Pemuda bertajuk Indonesia Millennial Movement 2018.
Zuly Qodir, salah satu dewan juri yang bertugas menilai berkas pendaftaran peserta Indonesia Millennial Movement, mengatakan masalah intoleransi dan radikalisme yang dilakukan anak muda, baik atas nama ras, kelompok, maupun agama, masih menjadi pekerjaan rumah bersama yang mesti dituntaskan di Indonesia.
Hal ini mengacu temuan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta pada 2017 terhadap kalangan mahasiswa dan pelajar. Survei menunjukkan opini radikal sebesar 58%, opini intoleransi internal 51,1%, dan opini intoleransi eksternal sebesar 34,4%.
Dalam rangka menyiapkan generasi muda sebagai investasi perdamaian Indonesia di masa depan, forum ini akan mempertemukan 100 pemuda terpilih yang berpandangan terbuka, visioner dan cinta damai dari beragam suku, agama, ras, dan berbagai komunitas tingkat lokal untuk membincangkan bersama usaha-usaha perdamaian dalam rangka pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia.
"Kegiatan ini mengangkat tema “Percaya Indonesia” dan hastag #meyakinimenghargai yang menyiratkan pesan bahwa bahwa kemajemukan merupakan modal sosial utama bangsa Indonesia yang mesti kita percayai dan yakini," jelas Zuly di Hotel Aryaduta Jakarta, Sabtu (10/11/2018)
Dijelaskan, sebanyak 100 peserta telah terpilih melalui seleksi ketat. Selain melalui seleksi esai dan pembuatan vlog bertema “Percaya Indonesia”, para peserta juga dinilai oleh dewan juri berdasarkan jawaban pada kuesioner-kuesioner singkat tentang pengalaman mereka dalam mengkampanyekan perdamaian.
Baca Juga
"Serta ide-ide segar dan kreatif yang ditawarkan dalam Kongres lima hari mendatang,” sambungnya.
Adapun 100 peserta yang dinyatakan lolos seleksi telah berkompetisi ketat dengan 740 pendaftar Indonesia Millennial Movement yang telah melengkapi formulir dan kuesioner online, serta menyertakan vlog dan esai.
Proses seleksi melibatkan 3 orang tim riset Maarif Institute dalam menilai Esai dan jawaban kuesioner, serta 3 orang tim media Maarif Institute dalam menilai vlog. Esai dari 100 peserta terpilih kemudian akan dikompilasikan menjadi sebuah buku antologi tentang Ragam Usaha dalam Mewujudkan Perdamaian di Indonesia.
Millenial Movement ini didukung oleh Convey Indonesia, PPIM UIN Jakarta, serta UNDP.