Bisnis.com, JAKARTA - Penyematan gelar pahlawan kepada Abdurrahman Baswedan, kakek dari Gubernur DKI Jakarta, menunjukan tidak ada sentimen pribadi antara Joko Widodo dan Anies Baswedan.
Hal tersebut diungkapkan Arya Sinulingga, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, saat ditanya soal penyematan gelar pahlawan kepada Abdurrahman Baswedan.
“Jadi ini memang menunjukkan bahwa Pak Jokowi, ya kalau itu memang layak ya harus dikasih, tidak boleh ditunda-tunda,” ujar Arya di Rumah Cemara 19, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Lebih jauh, Arya menyebutkan bahwa hal tersebut sekaligus menampik kabar soal ketidakharmonisan hubungan antara Jokowi dengan Anies.
“Kalau memang layak maka itu adalah sikap Pak Jokowi, yang tidak melihat bahwa ada permusuhan dengan Pak Anies, itu [memang] tidak ada permusuhan kok. Kemarin itu yang cek MRT kan sama Pak Anies, dia [Jokowi]. Artinya tidak ada sesuatu. Saya lihat juga kakeknya Mas Anies itu layak jadi pahlawan,” ujar Arya.
Sebelumnya, nama Abdurrahman Baswedan yang lebih dikenal sebagai AR Basweda telah masuk ke dalam daftar 9 nama yang diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan sejak 2012.
Pada 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih dulu memberikan gelar pahlawan kepada Soekarno dan Mohammad Hatta. Itu terjadi karena selama ini kedua proklamator RI tersebut belum mendapatkan gelar pahlawan.
Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar kepahlawan kepada 6 tokoh seperti tercantum pada Keputusan Presiden RI Nomor 123/TK/TAHUN 2018 tanggal 6 November 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Adapun, keenam tokoh nasional tersebut adalah:
- Almarhum Abdurrahman Baswedan dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
- Almarhumah Agung Hajjah Andi Depu dari Provinsi Sulawesi Barat
- Almarhum Depati Amir dari Provinsi Bangka Belitung
- Almarhum Mr. Kasman Singodimedjo dari Provinsi Jawa Tengah
- Almarhum Ir. H. Pangeran Mohammad Noor dari Provinsi Kalimantan Selatan
- Almarhum Brigjen K.H. Syam’un dari Provinsi Banten