Kabar24.com, JAKARTA — Direktur Operasional Lippo Group sekaligus tersangka kasus dugaan suap perizinan proyek Meikarta, Billy Sindoro mengaku pertemuannya dengan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin guna membicarakan urusan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Dalam pertemuan tersebut Billy selaku pihak Lippo ingin melihat respons Neneng Yasin terkait dengan CSR yang dirinya ajukan.
"Pertemuan kedua saya di Hotel Axia ingin melihat respons Ibu [Neneng Yasin], gimana kalau saya mengusulkan kepada rumah sakit siloam, [untuk] membuka rumah sakit kecil dulu untuk CSR. Untuk wilayah itu, saya ingin tahu respons Ibu," paparnya usai menjalani pemeriksaan di KPK, Senin (5/11/2018).
Oleh karena yang diusulkan hendak dibangun adalah rumah sakit kecil ukuran kelas C, maka itu diperlukan izin Bupati, lanjut Billy.
Pertemuan tersebut, tambahnya, berlangsung tidak lama serta tidak ada pembicaraan mengenai uang.
"Pertemuan cepat sekali, 10 sampai 15 menit itu pertemuan sudah selesai. Tidak ada bicara lain apalagi bicara uang." jelasnya.
Selain itu, Billy mengaku tidak mengenal atau pun pernah bertemu dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bekasi, melainkan dengan salah satu konsultan freelance yang dikatakan Billy Sindoro pernah menawarkan jasa untuk proyek Meikarta.
Dia tidak menyebutkan siapa nama konsultan tersebut, tetapi yang bersangkutan dulu pernah bekerja di Rumah Sakit Siloam dan keluar sekitar tahun 2016.
"Saya ditanya apakah pernah memberikan uang kepada mereka (para konsultan) dalam bentuk apapun. Saya bilang tidak pernah memberikan apapun, uang dalam bentuk apapun kepada konsultan-konsultan freelance," papar Billy.
Pada pertemuan pertama dengan Neneng Hasanah Yasin, Billy Sindoro mengatakan hal tersebut adalah pertemuan dalam rangka menjenguk Neneng yang waktu itu baru melahirkan.