Bisnis.com, JAKARTA - Kenya, pada Jumat (2/11/2018) mengecam China karena mencabut larangannya atas penggunaan cula badak dan tulang harimau dalam pembuatan obat, dan menyatakan tindakan itu akan meningkatkan perburuan gelap di Afrika.
Di dalam satu pernyataan, Kementerian Pariwisata dan Margasatwa Kenya --yang marah-- menyatakan tindakan tersebut akan mengakibatkan perdagangan tulang harimau dan cula badak, dan mengancam upaya untuk mencegah penurunan spesies itu.
"Berdasarkan pengalaman dalam perdagangan gading selama 25 tahun belakangan ini, perdagangan yang dilegalkan telah terbukti tidak efektif dalam menghambat perburuan gajah secara tidak sah di Afrika. Itu takkan mengecilkan hati sindikat pelanggar hukum, yang melakukan perdagangan ini," kata pernyataan dari Kementerian Kenya, sebagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu --yang dipantau di Jakarta, Sabtu (3/11/2018) pagi.
Kenya menuduh China menyebarkan kepercayaan palsu bahwa tulang harimau dan cula badak memiliki nilai obat pada saat "satu pesan yang jelas perlu dikomunikasikan kepada miliaran orang yang mungkin menjadi pembeli".
Kebanyakan cula badak dan gading gajah yang diselundupkan dilaporkan mengalir ke China dan Afrika Tengah, serta Timur melalui Kenya.
Pada Maret, badak putih jantan utara terakhir di dunia mati karena usia tua di Kenya Tengah. Para ilmuwan mengatakan spesies itu akan punah setelah sisa dua badak batina tua mati.