Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan diplomatik antara China dan Indonesia akan semakin kuat di masa mendatang menyusul perluasan kerja sama di sejumlah bidang terutama pendidikan dan pariwisata.
Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya Dr. H. Nugroho B. Sukamdani, MBA, BET mengatakan hubungan diplomatik kedua negara sudah terjalin sejak lama.
Dalam enam tahun terakhir saja, telah dihasilkan setidaknya 60 kesepakatan dan 20 di antaranya merupakan kesepakatan kerja sama hubungan antar masyarakat kedua negara (people to people exchange).
Potensi kerja sama yang dapat dilakukan antara lain di bidang pendidikan, industri kreatif (media), kesehatan, pariwisata, kepemudaan, dan olahraga.
“Saya yakin bahwa bidang-bidang kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bagi kedua negara,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (1/11/2018).
Dr. Nugroho B. Sukamdani, MBA, BET berdiskusi dengan pimpinan Fakultas Pariwisata Hunan Normal University./Istimewa
Secara khusus, Sahid Group memiliki kerja sama dengan Hunan Normal University China (HNNU). Terkait kemitraan ini, Nugroho dan Deputi Direktur Eksekutif Yayasan Sahid Jaya turut diundang dalam Dies Natalis ke-80 HNNU pada 27 Oktober 2018.
Dalam kesempatan itu, Nugroho turut memberikan ucapan selamat kepada President of Hunan Normal University Jiang Hongxin, Ph.D serta seluruh sivitas akademika HNNU.
Lebih lanjut, dia berharap kedua pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas riset dan teknologi melalui penelitian bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, program internship, alih teknologi, serta pelatihan dan pengembangan produk bersama.
Pemberian beasiswa dari Pemerintah China kepada mahasiswa Indonesia pun diharapkan bisa terus meningkat, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi dan pendidikan vokasional berbagai jurusan.
Di bidang kebudayaan, hal ini diharapkan dapat memperkuat promosi budaya dan meningkatkan pemahaman budaya kedua negara.
Dalam hal bahasa dan budaya, pimpinan Sahid Group sudah mengikuti pelatihan di Beijing Chinese Languange and Culture dengan dukungan dari Kementerian Keuangan China pada 2-15 Juli 2018.
Dr. Nugroho B. Sukamdani, MBA, BET berfoto bersama mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Hunan Normal University./Istimewa
Nugroho mengungkapkan pelatihan tersebut dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan kerja sama kedua negara. Sehingga, pelatihan bahasa dan budaya pun perlu ditingkatkan bersama HNNU.
Sementara itu, sektor pariwisata dinilai cukup penting karena jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, demikian juga sebaliknya. Untuk memenuhi kebutuhan di tengah berkembangnya industri pariwisata Indonesia, diperlukan pula tenaga atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan andal serta berwawasan internasional.
Dies Natalis ke-80 HNNU diawali dengan seminar internasional yang dihadiri 120 peserta dari lebih 28 negara, termasuk Indonesia.
Dalam pertemuan khusus dengan pimpinan dan jajaran Fakultas Pariwisata HNNU, turut dibahas mengenai kunjungan balasan yang akan membicarakan detail kerja sama kedua pihak. Rencananya, kunjungan balasan tersebut bakal dilakukan pada Desember 2018.