Bisnis.com, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang menerjunkan relawan untuk membantu meringankan beban psikososial korban gempa di Palu dan sekitarnya.
Dekan Fakultas Psikologi UMM Muhammad Salis Yuniardi mengatakan korban bencana pasti mengalami trauma. Trauma inilah yang mesti diobati agar mereka dapat menjalani kesehariannya secara normal seperti sediakala.
“Melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Fakultas Psikologi UMM memberangkatkan sejumlah relawannya ke daerah terdampak bencana di Palu, Sulawesi Tengah untuk melakukan pelayanan psikososial, pekan depan,” katanya di Malang, Jumat (12/10/2018).
Saat ini, relawan dari Fakultas Psikologi UMM sedang dalam tahap pembekalan, minggu depan sudah siap berangkat bersama MDMC ke Palu.
Menurut Salis Fakultas Psikologi secara kosisten menurunkan tenaga-tenaga terbaiknya untuk memberikan pelayanan psikososial kepada korban-korban bencana maupun konflik.
Dimulai dari Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Konflik Poso, Tsunami Aceh dan yang baru-baru ini di Gempa Lombok. Para relawan telah dibekali beragam kompetensi oleh Laboratorium Psikologi Terapan (LPT) Psikososial UMM.
Keberangkatan para relawan itu bakal dikonversikan menjadi nilai ke sejumlah mata kuliah. "Mereka yang berangkat ini berhak mengkonversikan nilainya ke Kuliah Kerja Nyata (KKN) ataupun Mata kuliah Psikologi Terapan. Bagi yang sudah mengambil skripsi, bisa menjadikan Palu sebagai objek penelitian," tuturnya.
Para relawan yang bertugas di Palu selama tiga sampai empat pekan, kata dia, harus siap dengan berbagai keterbatasan di lapangan. Keterbatasan inilah yang nantinya akan menjadi tantangan serta melatih kepekaan para relawan.
Karena itulah, pembekalan itu perlu untuk mempersiapkan para relawan tangguh.
RSU UMM
Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) juga mengirim empat relawan yang terdiri dari satu dokter dan tiga perawat ke Donggala, Sulawesi Tenggara.
Terhitung sejak Selasa (9/10) lalu keempat relawan tersebut terjun langsung ke salah satu wilayah terdampak bencana untuk dua minggu ke depan.
“ Seandainya dua minggu dirasa kurang, ya, kami akan menarik relawan yang ada di sana dan mengirim relawan yang lain. Karena kita juga perlu menyesuaikan pekerjaan yang ada di sini,” terang dr. Viva Maiga Mahliafa Noor, Kepala Bidang Humas dan Kemitraan RSU UMM.
RSU UMM, kata dia, selalu mengirim relawan ketika ada bencana, sesuai dengan visi dari Rumah Sakit Islam yang menjunjung visi kemanusiaan.
“Selain mengobati dan merawat korban yang terluka, mereka juga membantu menangani gangguan psikisnya agar para korban gempa bisa tetap semangat dan survive,” katanya.
Pemberangkatan relawan ini berada di bawah pengawasan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Penanganan krisis kesehatan akibat Gempa dan Tsunami di pos layanan Desa Labean Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala. RSU UMM, Dompet Dhuafa serta TNI Angkatan Laut bertugas, telah melakukan pelayanan kepada 273 pasien.
Relawan yang diberangkatkan telah dilatih dan dibina oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sehingga mereka sudah terlatih dalam menangani korban bencana.
Selain dari RSU UMM, rumah sakit Ahmad Dahlan Kediri juga mengirim empat relawan yang terdiri dari satu dokter dan tiga perawat.