Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Gunung Salak berstatus normal dan tidak terjadi erupsi, serta mengimbau masyarakat tetap tenang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan data gempa vulkanik dangkal, gempa teknonik lokal, dan gempa tektonik jauh menunjukkan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak.
Hasil observasi lapangan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga Rabu (10/10/2018) pukul 20.00 WIB tidak teramati adanya jatuhan/hujan abu vulkanik dan tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya, seperti di wilayah Taman Nasional Cidahu.
"Status Gunung Salak masih Normal Level I, tidak ada letusan, sehingga dipastikan aman," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/10).
Sutopo menjelaskan jika gunung api akan meletus, pasti akan mengeluarkan tanda-tanda, sehingga tidak terjadi secara tiba-tiba. Tanda dari alam dapat ditangkap dari pengamatan visual, instrumentasi, dan observasi di lapangan.
Dari 127 gunung api di Indonesia, lanjutnya, saat ini ada 1 gunung api status Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung, 2 gunung api status Siaga (level III) yaitu Gunung Soputan dan Gunung Agung, serta 18 gunung api status Waspada (Level II). Sisanya berstatus normal.
"Sekali lagi, saya sampaikan bahwa Gunung Salak tidak meletus. Aman dan status Normal," tegasnya.
Sebelumnya, beredar isu soal erupsi Gunung Salak yang menyebabkan penerbangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta terganggu. Informasi ini menyebar bermula dari Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin yang menyatakan Gunung Salak meletus berdasarkan pantauan satelit Himawari, sehingga akan menggangu penerbangan pesawat terbang.
Namun, VAAC Darwin telah mengoreksi hal itu dan menyatakan tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak. Penerbangan pun tetap aman.