Bisnis.com, JAKARTA-- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerima bantuan US$5 juta dari CK Hutchison Holdings dan Li Ka Shing Foundation Hongkong untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Penerimaan bantuan dari CK Hutchison Holdings dan Li Ka Shing Foundation ini bersamaan dengan acara peluncuran Sustainable Development Goals (SDG) Indonesia One - sebuah platform kerjasama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berasal dari berbagai sumber, mulai dari private, filantrofi, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor.
“Sehubungan dengan terjadinya bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi, banyak dari institusi private maupun NGO dan dari goverment agency yang ingin menyumbangkan dan ikut serta dalam membantu masyarakat di Palu, Donggala dan Sigi,” ucap Sri Mulyani saat peluncuran SDG Indonesia One di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Menkeu menambahkan salah satu yang turut memberikan bantuan kepada pemerintah Indoneaia adalah dari pendiri CK Hutchison Holding, Bapak Li Ka Sing yang menyumbangkan US$ 5 juta yang ingin dimasukkan dalam SDG Indonesia One.
“Kami akan bekerjasama dengan BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana] karena kerusakan dan rehabilitasi akan sangat banyak. Kami minta SMI [PT Sarana Multi Infrastruktur] harus sangat transparan dan accountable,” kata Sri Mulyani dalam sambutannya dan langsung disertai tepukan tangan dari tamu undangan.
Penyerahan donasi dari CK Hutchison Holding dan Li Ka Shing Foundation disampaikan oleh Rianti Ang, Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Port Indonesia (HPI) kepada menteri Keuangan Sri Mulyani.
Baca Juga
Di Indonesia Hutchison Group melakukan investasi di beberapa sektor bisnis seperti operator telekomunikasi melalui Hutchison 3, retail kesehatan dan produk kecantikan yaitu Watson CK dan Husky's yang berinvestasi di sektor migas.
Sementara di sektor pelabuhan PT Hutchison Port Indonesia (HPI) saat ini mengelola PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja.
"Kedua operator terminal petikemas tersebut kini merupakan yang terbaik dan terbesar dalam melayani kegiatan bongkar muat ekspor dan impor barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta," ujar Rianti.