Bisnis.com, BOGOR -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengevaluasi kebutuhan bagi pengungsi gempa bumi dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi hanya empat barang.
Keempat barang tersebut adalah tenda, genset, pesawat, dan water treatment. Sebelum mengevaluasi kebutuhan tersebut, BNPB menetapkan setidaknya enam kebutuhan yakni rumah sakit lapangan, fogging, tenda, genset, pesawat, dan water treatment.
"Bantuan internasional tidak bisa suka-suka. Harus sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Indonesia. Nah, sekarang bantuan sudah masuk. Sudah kami pilah, awalnya banyak sekali negara yang sudah mengajukan kepada Pemerintah Indonesia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Bogor, Jumat (5/10/2018).
Hingga saat ini, dia mencatat cukup banyak negara yang menawarkan bantuan dalam bentuk uang. Untuk mengakomodasi hal tersebut, BNPB telah membuka nomor rekening khusus.
Sutopo menambahkan pengiriman bantuan dalam bentuk uang sudah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sehingga diharapkan dapat disampaikan pada negara-negara sahabat. Nantinya, bantuan uang tersebut akan dibelanjakan untuk pos rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan penanganan darurat. Jadi, penanganan masih panjang," ujarnya.
Saat ini, BNPB memiliki anggaran untuk penanganan bencana di Sulteng senilai Rp560 miliar yang telah dicairkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Per Kamis (4/10), jumlah korban meninggal dunia dalam bencana di Sulteng mencapai 1.407 orang. Sementara itu, korban luka-luka tercatat sebanyak 2.549 orang, korban hilang 113 orang, korban yang mengungsi 70.821 orang.
Selain itu, setidaknya ada 65.733 rumah yang rusak.