Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun tidak ada listrik dan air, Tim Public Service Center (PSC) 119 Sulawesi Barat dan PSC 119 Palopo tetap melakukan tindakan operasi di Rumah Sakit Donggala, Sulawesi Tengah.
Kedua tim PSC 119 itu terdiri dari satu dokter anestesi, satu dokter bedah, satu dokter umum, tiga perawat, dan enam relawan.
Salah satu tim PSC 119 yang juga dokter spesialis anestesi, Pandi, menuturkan awal mula PSC 199 melalukan operasi. PSC tiba hari Minggu (30/9) pukul 10.00 WITA di Donggala.
Sebelumnya, pukul 08.00 WITA, tim PSC melakukan pelayanan di pengungsian di Mamuju Utara (Sulawesi Barat) dan Donggala.
Setibanya di Donggala, tim PSC 119 menerima laporan bahwa ada pasien satu trauma amputasi, trauma kepala, dan dada. Pada pengungsi yang mengalami trauma amputasi, dilakukan tindakan operasi dengan anestesi spinal.
"Pada saat itu kondisinya sedang tidak ada listrik dan air. Namun, operasi harus tetap dilakukan karena jika dibiarkan khawatir akan menyebabkan risiko yang lebih parah," tutur Pandi sebagaimana dilansir keterangan resmi Kementerian Kesehatan pada Kamis (4/10/2018).
Pandi menceritakan bahwa operasi tersebut dilakukan secara manual, tensi manual, dan pengawasan manual. Selain itu, cuci tangan pakai NaCl, handscrub, dan alkohol. Sementara untuk trauma kepala dan dada dirujuk ke rumah sakit.