Bisnis.com, MANADO — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat setelah dinaikkan statusnya menjadi Siaga pada Rabu (3/10), Gunung Soputan di Sulawesi Utara tercatat telah mengalami erupsi susulan sebanyak tiga kali hingga pukul 12.00 WITA.
Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan episode erupsi Gunungapi Soputan dimulai pada hari yang sama pukul 08:47 WITA. Erupsi pertama ini memiliki tinggi kolom abu mencapai sekitar 4000 meter di atas puncak (sekitar 5.800 m di atas permukaan laut) dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm serta durasi sekitar 6 menit. Penyebaran abu vulkanik dominan ke arah Barat-Baratlaut.
“Setelah erupsi terjadi, amplitudo seismik (RSAM - Realtime Seismic Amplitude Measurement) yang merefleksikan energi aktivitas magmatik G. Soputan terus mengalami peningkatan,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (3/10).
Dia menambahkan, erupsi susulan kembali terjadi. Hingga pukul 12:00 WITA, pihaknya mengamati erupsi susulan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu masing-masing pada pada pukul 10:44 WITA dan pukul 11:12 WITA dan pukul 11:52 dengan ketinggian kolom abu berbeda-beda.
Perinciannya, erupsi susulan pertama yang terjadi pada pukul 10:44 WITA memiliki tinggi kolom abu teramati sekitar 2000 m di atas puncak (sekitar 3800 m di atas permukaan laut), sementara erupsi yang terjadi pada pukul 11:12 WITA memiliki tinggi kolom abu teramati sekitar 2500 m di atas puncak (sekitar 4300 m di atas permukaan laut). Erupsi susulan ketiga yang tercatat pada pukul 11:52 memiliki tinggi kolom abu teramati sekitar 5000 m di atas puncak (sekitar 6800 m di atas permukaan laut).
Adapun dari kemarin hingga saat ini pihaknya telah mengirim VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) sebanyak 5 kali secara bertahap dari YELLOW (sejak 2 Oktober 2018 pukul 18:46 WITA) kemudian ke ORANGE (3 Oktober 2018 pukul 09:09 WITA, pukul 11:10 WITA dan pukul 11:59 WITA) dan terakhir berubah menjadi RED pada 3 Oktober 2018 pukul 12:18 WITA.
Baca Juga
Saat ini, menurutnya stasiun seismik PVMBG yang terpasang di beberapa lokasi di sekitar G. Soputan masih terus merekam kegempaan yang didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo bervariasi hingga melebihi batas kemampuan alat untuk merekam (overscale). Data anomali termal satelit menunjukkan peningkatan temperatur yang signifikan di puncak G. Soputan dengan Volcanic Radiative Power (VRP) mencapai 186 MW.
Dia menambahkan, hasil analisis data pemantauan G. Soputan terkini mengindikasikan bahwa aktivitas magmatik G. Soputan saat ini masih tinggi dan masih berpotensi untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif berupa kolom abu vertikal maupun secara efusif berupa aliran/guguran lava maupun awan panas.
Hingga 3 Oktober 2018 pukul 12:00 WITA dapat disimpulkan bahwa status aktivitas G. Soputan masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak dan perluasan sektoral sejauh 6.5 km dari puncak ke arah Barat-Baratdaya.
“Masyarakat di sekitar G. Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan dari kemungkinan hujan abu,” ujarnya.