Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalami kesulitan melakukan pemetaan dan pendataan dampak kerusakan secara keseluruhan akibat gempa 7,4 SR di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sulitnya akses jalur darat karena terdapat beberapa jalan rusak dan komunikasi yang masih terputus membuat pihaknya kesulitan mendapatkan laporan kondisi di lapangan.
"Satu-satunya yang bisa memotret kondisi saat ini adalah citra satelit resolusi tinggi . Kami sudah kirimkan beberapa titik koordinat sehingga dari masyarakat internasional bisa memberikan bantuan data citra satelit," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).
Baca Juga
Pihak BNPB bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), kata Sutopo, telah meratifikasi dan meminta kepada badan PBB, UN-SPIDER, untuk mendapatkan kemudahan akses citra satelit. Data citra satelit akan menjadi bahan analisis untuk mengetahui dampak kerusakan di wilayah terdampak gempa dan tsunami.
"Diolah oleh LAPAN. Nanti data dijadikan dasar untuk operasi di dalam penanganan darurat gempa bumi Palu dan Donggala," kata Sutopo.
Data sementara terakhir per Sabtu (29/9/2018) pukul 13.00 WIB tercatat 384 orang meninggal dunia, 29 orang hilang, dan 540 luka berat di Palu akibat gempa bumi dan tsunami.