Peresmian ini sekaligus menandati pembangunan patung Sang Proklamator di tujuh pos lintas batas negara atau PLBN.
Tjahjo, yang juga merupakan Menteri Dalam Negeri, mengatakan pembangunan patung presiden pertama itu di Kecamatan, Motain, Atambua, merupakan bentuk penghargaan kepada pendiri bangsa. Soekarno sendiri pernah menapakkan kakinya di Atambua.
“Pembangunan Patung Soekarno mengingatkan kepada kita semua Warga Negara Indonesia agar jangan lupa pada pendirinya. Itu merupakan bentuk rasa nasionalisme dan penghargaan bangsa Indonesia kepada pahlawannya,” jelas Tjahjo dalam keterangan resmi, Rabu (19/9/2018).
Dia berharap nantinya pembangunan patung serupa juga dilakukan di semua daerah yang pernah dikunjungi Soekarno. Selain di Atambua, jelasnya, masih banyak lokasi lain yang pernah dikunjungi oleh Soekarno.
Selain itu, jelasnya, penghargaan seperti itu bakal diberikan kepada para pahlawan lain. “Nanti diharapkan dibangun patung -patung pahlawan lainnya, misalnya dari Belu ada pahlawan siapa, akan kita buatkan patung,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tjahjo mengatakan Atambua sebagai salah satu bagian terluar Indonesia harus dibangun dengan serius dengan memperhatikan berbagai aspek.
Dia mengingatkan bahwa selama Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pembangunan sangat cepat terlihat di daerah perbatasan.
“Salah satu kebanggan bangsa adalah wajah perbatasan yang telah dibangun dengan megah, lengkap dengan Patung Soekarno selaku pendiri bangsa. Ini menjadi kebanggan kita semua dan tanggung jawab kita adalah menjaga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.