Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan dana untuk membantuk pemulihan pendidikan di Nusa Tenggara Barat pascabencana gempa sebesar Rp258 miliar.
Alokasi mengenai anggaran optimalisasi tersebut dijelaskan Direktur Jenderal Dikdasmen, Hamid Muhammad, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), 29 Agustus yang lalu.
Dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Kemendikbud, Senin (10/9/2017) pemulihan sekolah-sekolah usai berakhirnya status tanggap darurat bencana gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilakukan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terus berupaya menghadirkan kembali kegiatan belajar mengajar melalui kelas-kelas sementara.
"Saat ini tercatat sekitar 20 lembaga nonpemerintah, dengan ratusan relawan, bergotong royong dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Fokusnya memulihkan kondisi belajar mengajar di sekolah dan kondisi warga belajar," tutur Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso.
Pada masa tanggap darurat yang berakhir pada 25 Agustus 2018, Kemendikbud telah mendirikan 112 tenda yang menjadi kelas-kelas sementara di berbagai wilayah Lombok.
Selain itu, tercatat sebanyak 5.000 paket seragam dan perlengkapan sekolah telah dibagikan melalui Posko Pendidikan.
Layanan psikososial dan psikoedukasi, serta trauma healing diberikan kepada warga belajar.
Selain itu, Kemendikbud juga akan menggulirkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) khusus siswa korban gempa Lombok.