Bisnis.com, JAKARTA-- Langkah Tokopedia yang melakukan tindakan tegas terhadap karyawannya yang melakukan internal fraud mendapat pujian asosiasi. Keberanian Tokopedia menunjukkan komitmen untuk menjaga kepentingan konsumen.
Di sisi lain, Indonesian E-Commerce Association (idEA) mengungkapkan internal fraud yang terjadi pada marketplace Tokopedia beberapa waktu lalu adalah salah satu risiko yang tidak bisa dihindari pelaku usaha.
Ketua idEA Ignatius Untung menjelaskan adanya oknum internal yang tidak bertanggungjawab adalah hal yang lumrah dan seringkali terjadi pada bisnis dalam jaringan (daring) atau online maupun luar jaringan (luring) atau offline.
Menurutnya, tindakan tegas yang diambil pimpinan Tokopedia terhadap oknum pegawai yang melakukan fraud dinilai sudah tepat dan bisa dijadikan contoh terhadap pelaku usaha lain.
"Bahkan kecurangan yang dilakukan oknum internal ini juga terjadi pada industri yang regulasinya sangat ketat. Pada kasus Tokopedia, analoginya ada toko offline sedang menggelar program diskon. Dari satu juta produk yang didiskon, 49 buah dibeli oleh orang dalam dengan cara yang tidak benar. Perusahaan itu lalu mengambil tindakan tegas," tuturnya, Kamis (30/8/2018).
Untung mengakui sikap perusahaan terhadap internal fraud berbeda-beda. Menurut Untung, ada beberapa perusahaan yang lebih memilih diam jika terjadi fraud. Tetapi, lanjutnya, ada juga yang langsung mengambil tindakan tegas seperti Tokopedia.
"Tokopedia bisa saja memilih diam supaya tidak menimbulkan pemberitaan. Ini justru membuktikan komitmen mereka untuk melindungi kepentingan konsumen, sekaligus menjaga kepercayaan dari masyarakat," katanya.
Untung berpandangan bahwa kasus internal fraud yang terjadi pada perusahaan rintisan seperti Tokopedia, bukan yang pertama kali. Dia menjelaskan sebelumnya kasus serupa sempat terjadi pada perusahaan Grab yang melaporkan adanya karyawan yang melakukan internal fraud hingga Rp1 miliar dan penangkapan order fiktif yang dilakukan pengemudi Go-Jek atau kasus pesanan iPhone yang ditukar dengan sabun di Lazada.
“Lewat teknologi, justru masalah-masalah tersebut bisa lebih mudah terungkap dan dikelola dengan baik. Jadi yang penting, kejadian ini harus memberikan efek jera bagi oknum tidak bertanggung jawab, bukan malah perusahaan yang terkait. Jangan sampai ketika nanti ada kejadian serupa, pelaku startup jadi malah enggan melaporkan," ujarnya.