Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kallla atau JK mengatakan gerakan #2019GantiPresiden yang didengungkan kubu politik oposisi Presiden Joko Widodo sebagai bentuk kampanye sebelum waktunya.
Seperti diketahui, kampanye pemilu presiden 2019 baru akan dimulai pada 23 September mendatang.
“Itu pasti bagian dari kampanye yang belum waktunya. Kalau mau kampanye jangan bilang ganti presiden, ya bilang pilih ini pilih ini. Jadi dengan sopan-lah, bahwa memang tempatnya pemilu itu cuma dua pilihannya, tetap presiden atau presiden terganti. Tapi bukan masanya gitu,” ujarnya di kantor Wakil Presiden RI, Selasa (28/8).
Baca Juga
Dia pun mengatakan jika gerakan macam demikian digunakan untuk berkampanye bisa memancing konflik.
Oleh karena itu, kata JK, saat berkampanye menjelang pemilu presiden 2019 dua kubu politik yakni pendukung calon petahana Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jangan berkonflik.
“Tapi kalau bilang pilih ini, pasti tidak diapa-apain, tapi jangan berkonflik. Jangan mengatakan jangan pilih A. Itu kan berarti jangan pilih A. Katanya [ganti presiden] berarti jangan pilih A. Itu kan belum waktunya. Dan kampanye tidak begitu caranya. Kalau makar ndaklah, tapi itu tidak pada tempatnya, takut terjadi konflik,” tuturnya.
Di sisi lain gerakan tersebut menerima tindakan pelarangan dari pihak kepolisian di beberapa daerah. Menurut JK, tindakan pelarangan dari kepolisian berupaya meredam agar tidak terjadi gesekan.
“Itu barangkali pemerintah meredam. Tentu mengurangi efek siapa tau ada kekacauan. Nanti kalau ada perlawanan di jalan bagaimana. Itu kan polisi. Polisi tugasnya bukan soal politik tapi mencegah adanya konflik, karena ada orang yang tidak setuju.” Kata JK menjelaskan.