Bisnis.com, JAKARTA – Produksi di ladang minyak raksasa Libia El Sharara Oil diperkirakan turun setidaknya 160.000 barel per hari (bpd) setelah dua staf diculik dalam serangan oleh kelompok yang tidak dikenal, ungkap National Oil Corporation (NOC) Sabtu (14/7/2018).
Serangan itu terjadi di sebuah stasiun kontrol di pinggiran El Sharara, sekitar 40 km (25 mil) dari bagian utama lapangan, para insinyur di lapangan mengatakan. Salah satu pekerja yang diculik adalah orang Rumania.
NOC mengatakan pihaknya memperkirakan produksi akan turun 160.000 bpd. Seorang insinyur mengatakan produksi di lapangan, yang telah memproduksi 200.000-300.000 bpd baru-baru ini, telah turun hingga di bawah 100.000 bpd.
Perusahaan yang berbasis di Tripoli, ibu kota Libia, mengoperasikan El Sharara menjalin kemitraan dengan Repsol, Total, OMV dan Equinor, yang sebelumnya dikenal sebagai Statoil.
Ladang tersebut, di barat daya terpencil Libia di padang pasir Murzuq, telah mengalami masalah keamanan pada masa lalu, termasuk penggerebekan di mana kendaraan dan ponsel dicuri. Fasilitas yang ditargetkan pada Sabtu itu adalah Station 186 yang juga diserang tahun lalu.
NOC mengatakan penyerang bersenjata tidak dikenal memasuki stasiun pukul 06.30 Sabtu waktu setempat. "Empat dari staf stasiun awalnya diculik, tetapi 2 dari mereka telah dibebaskan. Sumur minyak di sekitarnya telah ditutup sebagai tindakan pencegahan dan semua pekerja lainnya dievakuasi."
Selain menjadi salah satu nilai ekspor utama Libia, El Sharara memasok kilang minyak Zawiya 120.000 bpd di pantai barat laut negara itu.