Kabar24.com, JAKARTA - Organisasi Dagang Internasional (WTO) melalui laporan restriksi perdagangan di antara negara-negara kelompok 20 (G20) menunjukkan dampak hambatan dagang terhadap pemulihan ekonomi global sudah terlihat.
“Eskalasi berkelanjutan ini membawa ancaman serius untuk pertumbuhan dan pemulihan di semua negara, dan kini kami melihat dampaknya di beberapa indikator,” kata Direktur Jenderal WTO Roberto Azedevo melalui pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/7/2018).
Kendati dia tidak menjelaskan lebih lanjut, namun pada indikator prospek perdagangan kuartalan milik WTO pada Mei telah mencatat, indikator perdagangan bakal tumbuh lebih lambat pada kuartal II/2018 ketimbang periode sebelumnya.
Analisis WTO menemukan negara-negara G20 telah memperkenalkan 39 hambatan dagang baru sejak pertengahan Oktober 2017 hingga pertengahan Mei 2018. Adapun jumlah itu dua kali lipat lebih banyak ketimbang periode sebelumnya dan lebih mempengaruhi perdagangan besi dan baja, plastic, dan kendaraan.
“Meningkatnya hambatan dagang baru di antara ekonomi G20 harus menjadi perhatian bagi komunitas internasional,” imbuh Azevedo.
Laporan WTO tidak menyinggung nama negara mana pun, namun sejak awal tahun ini AS menjadi lebih terkenal karena melempar sejumlah tarif untuk menghukum ‘pelaku perdagangan tidak adil’ baik dari kawan maupun lawannya.
“Di satu titik di mana ekonomi global mulai menghasilkan momentum ekonomi berkelanjutan setelah krisis keuangan global, ketidakpastian dari aksi hambatan dagang dapat merusak pemulihan ekonomi tersebut,” tulis WTO.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde juga mengatakan pada bulan lalu, isu perdagangan telah mulai membakar pertumbuhan ekonomi global.
“Kita telah berada di tempat yang sangat baik secara ekonomi, namun sekarang semuanya menjadi frustasi [karena situasi perdagangan] ,” kata Lagarde.