Bisnis.com, JAKARTA - Meksiko akhirnya memiliki presiden baru setelah Andreas Manuel Obrador dari kubu sayap kiri meraup suara terbanyak dalam penghitungan cepat hingga tadi malam.
Meski perhitungan resmi belum diumumkan, calon presiden (capres) dari partai berkuasa Meksiko telah mengakui kekalahannya dari partai sayap kiri dalam pemilihan presiden tersebut.
Jose Antonio Meade, capres partai berkuasa Institutional Revolutionary Party (PRI) mengaku kalah dari kubu sayap kiri yang anti-kemapanan, Andres Manuel Obrador.
"Saya mendoakan kesuksesan besar buat Andres Manuel," kata Meade setelah penghitungan exit poll menunjukkan Lopez Obrador unggul dengan jumlah margin yang signifikan sebagaimana dikutip CNN.com, Senin (2/7/2018).
Meade mengakui kubu sayap kiri meraup suara mayoritas. Selain Meade, peringkat kedua atau runner-up, Anaya juga mengakui keunggulan sayap kiri.
Hasil hitung cepat mengindikasikan kelompok kiri menang dalam pemilihan presiden setelah merajai sedikitnya empat provinsi.
Baca Juga
Hitung cepat yang dilakukan Consulta Mitofsky menemukan bahwa para calon National Regeneration Movement (Morena), partai yang dipimpin Obrador diperkirakan menang di daerah pemilihan Veracruz, Morelos, Chiapas dan Tabasco.
Hitung cepat versi Mitofsky mencakup enam dari sembilan daerah pemilihan regional setingkat gubernuran.
Morena juga diperkirakan menang di tingkat walikota Mexico City, yang memiliki posisi dihargai tinggi, seperti yang diharapkan.
Cuitlahuac Garcia, calon Morena untuk gubernur di negara bagian Veracruz yang berpenduduk padat, diperkirakan meraih antara 46,9% dan 54,1% suara atau berada lebih 10% suara dari pesaing ketatnya.
Survei yang dilakukan sebelum pemilihan Veracruz menunjukkan Garcia akan menghadapi persaingan ketat dengan kompetitornya.
Claudia Sheinbaum, sekutu dekat Obrador dan calon Morena untuk walikota Mexico City, tampak menang dengan meraih antara 47,5% dan 55,5% suara.
Pemilu Meksiko kali ini diwarnai dengan beberapa peristiwa berdarah berupa pembunuhan politisi dan wartawan.