Bisnis.com, JAKARTA – Paus Fransiskus mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serkiat Donald Trump, yang memisahkan keluarga migran di perbatasan Meksiko dan menyatakan populisme bukanlah jawaban atas masalah imigrasi dunia.
Paus mengatakan bahwa dirinya mendukung pernyataan para uskup Katolik beberapa waktu lalu. Mereka menyebut pemisahan anak-anak dari orang tua bertentangan dengan nilai-nilai Katolik kita dan tidak bermoral.
"Itu tidak mudah, tetapi populisme bukanlah solusi," kata Fransiskus sebagaimana dikutip Reuters Rabu (20/6/2018).
Pernyataan itu merupakan salah satu pesannya yang paling tajam berkaitan dengan kebijakan imigrasi tanpa toleransi Presiden Donald Trump. Berdasarkan kebijakan itu, pihak berwenang AS berencana untuk menuntut semua imigran yang tertangkap ke pengadilan.
Mereka yang dituju Trump adalah imigran yang menyeberangi perbatasan Meksiko secara ilegal. Pemerintah akan menahan orang dewasa di penjara, sedangkan anak-anak mereka dikirim ke tempat penampungan pemerintah.
Kebijakan tersebut tidak saja menimbulkan kecaman di Amerika Serikat, namun juga dikutuk di luar negeri ketika video-video muncul tentang anak-anak muda yang ditahan di ruangan berlantai beton dan anak-anak yang tengah menangis.
Hampir 2.000 anak telah dipisahkan dengan orang tua mereka selama enam periode dari April hingga Mei 2018 sebagai dampak dari kebijakan keimigrasian pemerintahan Trump. Dia memberlakukan toleransi nol untuk imigran ilegal.
Jaksa Agung Jeff Sessions mengumumkan pada awal Mei lalu bahwa aparatnya akan memisahkan orang tua dengan anak mereka yang tertangkap masuk secara ilegal di perbatasan. Pemisahan itu dilakuan selama orang tua mereka menjalani pemeriksaan.
Saat orang tua mereka ditahan, anak-anak yang tidak dituntut, dipisahkan dan tetap ditempatkan di fasilitas khusus remaja tanpa ada kejelasan proses reunifikasi dengan orang tua mereka.