Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Akan Desak Senat untuk Tidak Menghukum ZTE

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mendesak senator Partai Republik pada pertemuan Gedung Putih hari ini, Rabu (20/6/2018) agar besikap lebih lunak dalam penentuan RUU kebijakan pertahanan yang akan memulihkan sanksi ekonomi terhadap raksasa telekomunikasi ZTE Corp.
Nama perusahaan ZTE terlihat di bagian luar gedung riset dan pengembangan ZTE di Shenzhen, China/Reuters-Bobby Yip
Nama perusahaan ZTE terlihat di bagian luar gedung riset dan pengembangan ZTE di Shenzhen, China/Reuters-Bobby Yip

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mendesak senator Partai Republik pada pertemuan Gedung Putih hari ini, Rabu (20/6/2018) agar besikap lebih lunak dalam penentuan RUU kebijakan pertahanan yang akan memulihkan sanksi ekonomi terhadap raksasa telekomunikasi ZTE Corp.

Dalam beberapa minggu mendatang, para senator akan melakukan rekonsiliasi RUU Senat dengan undang-undang pertahanan yang disahkan oleh DPR pada bulan Mei yang tidak mengandung ketentuan yang sama terhadap ZTE. Meskipun kompromi masih akan terjadi beberapa minggu lagi, ada tanda-tanda bahwa beberapa senator kunci terbuka untuk melakukan negosiasi.

Senator di Oklahoma, James Inhofe, yang menjadi perunding komisi konferensi untuk Senat, berencana menghadiri pertemuan hari Rabu dan mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan mendukung Trump atas sikapnya terhadap ZTE "jika dia benar."

"Ini mungkin berubah dalam konferensi. Kami akan mengadakan pertemuan dan kemudian memutuskan,” ungkap Inhofe, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, anggota Senat Partai Republik John Cornyn dari Texas mengatakan pertemuan itu akan memberikan kedua belah pihak kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. "Saya pikir kita hanya perlu memahami posisi masing-masing sedikit lebih baik," ungkap Cornyn.

Keputusan Trump untuk memutuskan kesepakatan yang akan memungkinkan perusahaan untuk tetap menjalankan usaha di AS datang meyusul permintaan pribadi dari presiden China, Xi Jinping.

ZTE mendapat masalah pada tahun 2016 karena melanggar undang-undang AS yang membatasi penjualan teknologi AS ke Iran dan Korea Utara. Perusahaan setuju untuk membayar denda sebesar US$1,2 miliar dan menghukum para pekerja yang terlibat.

Namun Departemen Perdagangan mengatakan pada bulan April bahwa ZTE malah membayar bonus penuh kepada karyawan yang terlibat dalam perilaku illegal. AS kemudian memberlakukan larangan ZTE untuk membeli bahan baku dari pemasok di AS selama tujuh tahun. ZTE mengatakan beberapa pekan lalu kemudian perusahaan akan menutup usahanya di AS.

Pada bulan Mei, Trump mengisyaratkan bahwa dia berencana untuk meringankan sanksi terhadap ZTE, dengan berencana mencabut larangan penjualan setelah ZTE membayar denda, menempatkan pejabat kepatuhan AS dan mengganti dewan direksi perusahaan.

Sebelumnya, voting dalam Senat yang menghasilkan keputusan untuk menyetujui RUU tindakan pertahanan pada hari Senin menyebabkan saham ZTE anjlok hingga 27% di bursa Hong Kong.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper