Bisnis.com, JAKARTA – CEO Qatar Airways Akbar Al Baker hari ini, Rabu (6/6/2018) menyatakan permintaan maaf maaf secara terbuka, menyusul komentar berbau seksis yang dilontarkannya dalam pertemuan maskapai global.
Setelah pengangkatannya sebagai ketua baru Dewan Gubernur International Air Transport Association (IATA), Selasa (5/6/2018), Al Baker mengejutkan awak media ketika dimintai respons tentang representasi buruk untuk perempuan di bidang aviasi Timur Tengah.
Isu ketidakseimbangan gender dalam bidang aviasi memang menjadi topik hangat pada pertemuan tahunan IATA. Tercatat, hanya enam dari 280 maskapai penerbangan yang posisi eksekutifnya dihuni perempuan.
“Tentu saja, itu [aviasi] harus dipimpin oleh seorang pria, karena itu adalah posisi yang sangat menantang,” kata Al Baker, mengacu pada perannya sendiri sebagai CEO Qatar Airways, seperti dikutip CNBC.
Komentarnya tersebut sontak memicu berbagai kritik di media sosial.
Tak lama, Al Baker yang juga dikenal atas perannya sebagai salah satu pengembang Hamad International Airport meminta maaf atas pernyataannya yang dimaksudkan sebagai lelucon dan diambil di luar konteks.
Baca Juga
“Sejujurnya saya pikir pers mengambilnya keluar dari konteks. Mereka melebih-lebihkannya. Itu hanya lelucon. Saya tidak bermaksud seperti yang dinyatakan ... Saya minta maaf untuk itu,” terang Al Baker kepada konferensi CAPA-Centre for Aviation di Sydney, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/6/2018).
Ia juga memaparkan catatan keragaman gender pada maskapainya, dimana 44% dari stafnya adalah perempuan. Selain itu, Qatar Airways disebutnya sebagai maskapai pertama di kawasan itu yang memiliki pilot perempuan.
Al Baker juga merespons pertanyaan mengenai apakah ia benar-benar percaya bahwa hanya pria yang bisa menghuni posisi eksekutif seperti halnya dia.
“Tidak, saya tidak percaya itu. Pada kenyataannya, di Air Italy, mayoritas pemegang saham telah menempatkan wanita dalam daftar untuk menjadi CEO dan sebagai minoritas pemegang saham kami secara aktif mendorong hal itu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, kepala pemilik British Airways IAG, Willie Walsh, mengatakan industri ini memiliki jalan panjang untuk mempromosikan perempuan, dimulai dengan IATA, sebuah organisasi semi-internasional, dimana dua dari 31 anggota dewannya adalah perempuan.
“Jika Anda melihat susunan dewan itu, sebagian besar adalah pria kulit putih paruh baya dari Eropa. Kami memiliki lebih banyak keragaman di dalamnya saat ini daripada yang kami miliki sebelumnya, dan kami harus berusaha untuk memperbaiki situasi itu.”