Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama menyebutkan mayoritas pendaftar haji Indonesia berasal dari tamatan sekolah dasar (SD). Dari jumlah antrean jemaah haji yang lebih dari 2,5 juta orang, terdapat 941.183 orang lulusan SD.
Mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, Mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil mengatakan bahwa jumlah pendaftar haji tamatan SD menempati urutan pertama dengan jumlah 941.183 orang.
"Jumlah itu melampaui tamatan SMA 721.685 orang; lulusan strata 1 sebanyak 641.614 orang; dan lulusan SMP sebanyak 351.969 orang," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/5/2018).
Djamil menuturkan bahwa dengan demografi pendidikan tersebut menyebabkan pelayanan dan pembinaan haji menjadi tantangan tersendiri. Hal itu perlu disadari oleh pembimbing jemaah haji untuk menyampaikan materi pendampingan secara lebih sederhana dan mudah dipahami.
"Realitas ini perlu disadari oleh pembimbing jemaah saat manasik, bahwa ada yang tidak tamat SD dan ada pula yang doktor sehingga penyampaian materi harus disesuaikan dengan kondisi jemaah," katanya.
Selain pendidikan, keragaman jemaah Indonesia juga tampak pada pengalaman bepergian."Jangankan ke Mekkah bahkan yang belum pernah ke Jakarta pun banyak," tambahnya.
Djamil menambahkan bahwa kondisi itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan heterogenitas calon jemaah haji tertinggi di dunia. Fakta ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas haji dalam mewujudkan calon jamaah haji (calhaj) yang mandiri.
Dia mengajak petugas haji untuk kesabaran dan pengertian saat melayani jemaah haji di Tanah Suci. Petugas harus mampu memberikan pengertian soal praktik ibadah haji dengan sederhana.
"Proses perjalanan haji perlu dijelaskan dengan sederhana sehingga mereka yang telah memiliki pengetahuan haji tinggi bisa mengerti bahwa ada juga orang yang tidak tahu sama sekali yang perlu dilatih," paparnya.