Bisnis.com, JAKARTA – Italia semakin tenggelam dalam ketidakpastian politik karena para pemimpin populis menampik upaya untuk membentuk pemerintahan koalisi setelah presiden menolak calon menteri keuangan yang skeptis terhadap euro.
Gerakan populis, Five Star (5S) Movement, mengatakan pihaknya mempertimbangkan pengajuan permakzulan Presiden Sergio Mattarella, sementara pemimpin Liga anti-imigran Matteo Salvini mengisyaratkan konspirasi dan membuat ajakan terselubung untuk pemilihan umum baru. Sementara itu, Pemimpin 5S Movement Luigi Di Maio menyalahkan perusahaan peringkat kredit karena mencampuri kabinet.
“Mari kita perjelas, apa gunanya memilih karena pemerintah diputuskan oleh lembaga pemeringkat kredit dan lobi keuangan,” kata Di Maio di halaman Facebook-nya, seperti dikutip Bloomberg.
Pada Jumat, Moody meninjau peringkat kredit Italia untuk kemungkinan penurunan peringkat yang mengutip risiko terhadap kekuatan fiscal negara dari rencana pemerintah yang dikemukakan oleh Di Maio dan Salvini.
Menteri Keuangan
Presiden Mattarella mengatakan dia menolak pilihan populis yang mencalonkan Paolo Savona sebagai menteri keuangan demi kebaikan negara dan demi tabungan finansial yang telah terancam oleh meningkatnya spread obligasi dan kekhawatiran pasar.
“Pilihan Mattarella menunda risiko tetapi dapat menyebabkan sentimen populis yang kuat pada pemilihan berikutnya,” kata Rosamaria Bitetti, dosen dalam kebijakan publik di Universitas Luiss, Roma.
Dilansir Reuters, seorang pejabat negara mengatakan Presiden memanggil Carlo Cottarelli, mantan direktur eksekutif Dana Moneter Internasional, ke kantornya pada hari Senin. Cottarelli mungkin diminta untuk mencoba membentuk pemerintah sementara sebelum Italia menuju pemilihan awal, menurut penyiar televisi RAI.
Para pemimpin 5S Movement sedang membahas kemungkinan upaya untuk melakukan pemakzulan terhadap Mattarella, memunculkan klausul konstitusi yang mengatakan presiden tidak bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan sebagai bagian dari jabatannya, kecuali untuk pengkhianatan tingkat tinggi atau karena melanggar konstitusi, kata seorang pejabat 5S. Kantor Mattarella menolak mengomentari laporan tersebut.
Gejolak politik di Italia, yang menjanjikan pemotongan pajak yang menentang aturan anggaran Uni Eropa, telah mengguncang negara lain di zona euro dan pasar keuangan. Spread yield obligasi 10 tahun antara Italia dan Jerman mencapai level terpanjang sejak 2014 pada hari Jumat.