Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Indonesia dan Peru sepakat untuk memperkuat hubungan kerja sama ekonomi yang ditandai dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi ke Peru, Kamis (24/5).
Pada kesempatan itu, Retno menemui
Menteri Luar Negeri Peru, Nestor Popolizio Bardales. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan bilateral yang pertama pada tingkat Menteri Luar Negeri sejak Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Peru tanggal 12 Agustus 1975.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk melakukan perundingan perjanjian perdagangan berupa Trade in Goods. Ke depan, perjanjian tersebut akan dilengkapi dengan perjanjian di bidang investasi maupun jasa.
Mengutip keterangan resminya, Sabtu (26/5), Retno menyatakan bahwa walaupun nilai perdagangan kedua negara terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, nilai tersebut masih kecil dan belum merefleksikan peluang kerja sama bilateral kedua negara.
Oleh karena itu, melalui perundingan perjanjian perdagangan yang akan dimulai pada Juni 2018, diharapkan dapat mendorong peningkatan perdagangan kedua negara, tidak hanya perdagangan barang tetapi juga jasa dan investasi.
Kedua menlu lebih lanjut menyepakati pula tindak lanjut beberapa bidang kerja sama, seperti kerja sama di bidang perikanan, pariwisata, lingkungan hidup (sustainable environment) dan penanggulangan narkoba melalui program konversi tanaman koka.
Baca Juga
Adapun nilai perdagangan Indonesia-Peru pada 2017 menjadi yang tertinggi sejak 10 tahun terakhir, yakni sebesar US$ 386,2 juta atau meningkat 40,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 (US$ 275,06 juta).
Ekspor utama Indonesia ke Peru diantaranya biodiesel, kendaraan penumpang, alas kaki, mesin cetak, mesin industri baja, tekstil, dan produk kertas.