Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emerging Market Masih Menarik Setelah Tertekan Aksi Jual

Di balik aksi jual yang melanda emerging market baru-baru ini, ternyata kesempatan bermunculan bagi para investor. Pasalnya, aksi jual itu diperkirakan tidak akan menular dan emerging market dapat rebound kembali.

Kabar24.com, JAKARTA – Di balik aksi jual yang melanda emerging market baru-baru ini, ternyata kesempatan bermunculan bagi para investor. Pasalnya, aksi jual itu diperkirakan tidak akan menular dan emerging market dapat rebound kembali.

Menurut UBS Group AG., saat ini merupakan waktu untuk kembali melirik obligasi di emerging market. Strategis di perbankan Swiss itu mengungkapkan, aksi jual di emerging market dapat memberikan kesempatan untuk membeli utang negara milik Indonesia, Argentina, Rusia, dan Nigeria.

UBS lebih memilih obligasi perusahaan di emerging market ketimbang ekuivalennya di pasar negara maju, kendati arah siklus pertumbuhan keduanya bergerak ke arah yang berbeda.

“Pertumbuhan emerging market mungkin masih dipertanyakan. Namun variable saham, seperti utang jangka pendek yang dipinjamkan untuk asing berada dalam bentuk wajar,” tulis strategis UBS, termasuk Bhanu Baweja, di dalam catatannya, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (23/5/2018).

Adapun dalam hal ini, UBS mengecualikan kondisi di Turki dan Argentina. Pasalnya, kedua negara itu berperforma paling buruk di antara negara-negara emerging market lainnya.

Lira telah jatuh ke rekor terendahnya akibat spekulasi bahwa kebijakan moneter Turki terlalu longgar dan diperkirakan tidak bisa melindungi inflasinya yang mencapai level dua digit.

Adapun lira telah melemah sebesar 14% di hadapan dolar AS tahun ini, memperpanjang depresiasinya di antara mata uang emerging market setelah peso Argentina.

Sementara itu, Argentina telah tertimpa krisis setelah Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunganya menjadi 40% pada awal bulan ini. Langkah itu diambil untuk menenangkan pasar setelah mata uang peso terseret ke level terendahnya.

Sebelumnya, pelemahan peso sebesar 25% pada tahun ini telah memicu aksi jual untuk seluruh aset Argentina, mulai dari pasar ekuitas dan memaksa perusahaan menunda penawaran umum saham perdana (IPO) dan aksi penjualan obligasi.

Setelah mata uang dan obligasi pemerintah emerging market terkena aksi jual yang dipicu oleh menanjaknya imbal hasil Treasury AS dan dolar AS, kini beberapa investor tampaknya mencari penawarannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper