Bisnis.com, JAKARTA -- Pasca deklarasi Prabowo Subianto yang dilakukan di Hambalang awal April lalu, hasil survei Charta Politika menunjukkan tren positif Prabowo Subianto dalam konstelasi Pemilihan Presiden 2019.
"Ada tendensi kenaikan dari Prabowo Subianto dari hasil deklarasi," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam acara Rilis Survei Nasional: Konstelasi Elektoral Pilpres & Pileg 2019 Pasca Deklarasi Prabowo Subianto di Es Teler 77 Resto, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Adapun, berdasarkan hasil survei Charta Politika, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto adalah 23,3%, sedangkan Joko Widodo 51,2%.
Dari hasil head to head, Joko Widodo masih menjadi unggulan pertama mengalahkan Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Rasyid Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.
Sementara itu, untuk calon Wakil Presiden, Agus Harimurti Yudhoyono memliki elektabilitas tertinggi sebagai pendamping Jokowi dengan 11,8%, unggul tipis dari Gatot Nurmantyo yang memiliki angka elektabilitas 11,5%.
Di sisi lain, tingkat elektabilitas tertinggi dari calon Wakil Presiden Prabowo Subianto jatuh pada nama Anies Baswrdan dengan 15,6%. Di bawahnya, sedikit tertinggal nama Gatot Nurmantyo dengan 15,1%.
Baca Juga
Secara umum, Joko Widodo sebagai calon Presiden pada Pemilu 2019 memang masih menjadi calon dengan tingkat elektabilitas tertinggi berdasarkan beberapa hasil survei.
Namun, survei Charta Politika juga menunjukkan adanya pemilih mengambang yang berpotensi untuk merubah elektabilitas calon.
Adapun, pemilih Joko Widodo yang masih mengambang berjumlah 30,9%. Sementara, pemilih mengambang Prabowo Subianto lebih tinggi, yakni 43,2%.
Yunarto mengatakan kemantapan pemilih turut berpengaruh terhadap suhu politik menjelang Pemilu. "Biasanya kalau semakin mantap pemilihnya, maka akan semakin panas situasi politiknya," ujar Yunarto.