Bisnis.com, JAKARTA - Kompolnas berharap polri dan BNPT bisa membaca simbol baru praktik terorisme, sehingga aksi teror tidak terulang kembali.
Anggota Kompolnas Irjen Polisi (purn) Bekto Suprapto mengatakan dalam aksi teror baru-baru ini yang terjadi di Surabaya, Sidoarjo dan Riau ada simbol baru yang digunakan.
Simbol yang dimaksud adalah simbol agama yang diserang seperti bom bunh diri di gereja dan simbol penyerangan oleh satu keluarga.
“Pertama, simbol agama [gereja] diserang, kedua teroris [dilakukan] satu keluarga. Belum ada di dunia yang pakai keluarga untuk teror,” ujarnya dalam acara diskusi ‘Koopssusgab, RUU Antiterorisme, Deradikalisasi’, Sabtu (19/5/2018).
Menurutnya, kepolisian dan BNPT harus terus mengkaji dan mendalami hal ini, sehingga potensi aksi terorisme dengan modus serupa bisa dideteksi sejak dini.
Dengan demikian, kata dia, aparat dapat menelusuri aktor utama di mana para teroris tersebut mendapat pengajaran paham radikalisme.
Baca Juga
Menurutnya, diperlukan analisa berdasarkan data untuk mendeteksi keluarga dengan paham radikal yang siap menjalankan aksi teror. Sehingga ke depan, aparat dapat meredam radikalisasi.