Kabar24.com, JAKARTA – Setidaknya sembilan orang tewas dan 16 lainnya dikabarkan luka-luka setelah sebuah van putih menyeruduk para pejalan kaki di trotoar di ujung utara Toronto, Kanada, Senin (23/4/2018) waktu setempat.
Insiden ini menjadi salah satu pembunuhan massal terburuk yang pernah terjadi di Kanada. Pengendara van berhasil diamankan setelah sempat terlibat bentrokan yang dramatis dengan aparat kepolisian.
“Ini bukanlah hal yang kami harapkan terjadi di kota ini,” kata Wali Kota Toronto John Tory kepada awak media. “Kami berharap ini tidak terjadi di belahan manapun di dunia, khususnya di Toronto.”
CBC News melaporkan tersangka telah diidentifikasi bernama Alek Minassian, 25, dari Richmond Hill, Ontario, seorang mahasiswa Seneca College. Polisi Toronto belum dapat dihubungi untuk mengonfirmasikan nama tersebut.
“Masih terlalu awal untuk mengomentari motif insiden itu dan rasanya tidak pantas untuk berspekulasi tentang apakah itu berkaitan dengan terorisme,” ujar Menteri Keamanan Publik Federal Ralph Goodale kepada wartawan di Toronto, dikutip Bloomberg.
Menurut Goodale, tidak ada alasan untuk mengubah tingkat ancaman negara. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Departemen Pertahanan Nasional.
Jika insiden ini dianggap sebagai serangan yang ditargetkan, maka akan menjadi pembunuhan massal terburuk di Kanada sejak Marc Lepine membunuh 14 wanita sebelum mengakhiri hidupnya sendiri di sebuah sekolah teknik Montreal pada tahun 1989.
Sejumlah insiden serangan oleh kendaraan sebelumnya telah terjadi di beberapa wilayah, termasuk dalam pasar Natal Berlin yang menewaskan 12 orang, serangan van di Barcelona yang menewaskan 13 orang, dan truk bermuatan senjata yang melaju ke kerumunan orang di Nice, Prancis, pada tahun 2016 dan menewaskan 80 orang.
Royal Canadian Mounted Police, yang memiliki yurisdiksi atas kasus-kasus terorisme, menyatakan pihak kepolisian Toronto telah mengambil alih penyelidikan untuk kasus ini.