Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Israel tidak bersedia berkomentar mengenai pembunuhan atas seorang ulama Palestina di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/4/2018).
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tak bersedia berkomentar ketika ditanya wartawan mengenai keterlibatan agen rahasia Mossad dalam pembunuhan tersebut.
Seorang ulama Palestina bernama Fadi al-Batsh (35) tewas ditembak oleh dua orang pelaku ketika sedang dalam perjalanan ke masjid untuk salat subuh. Keterangan tersebut disampaikan polisi setempat seperti dikutip Al Jazeera.
Reuters melaporkan bahwa Batsh adalah seorang dosen di Universiti Kuala Lumpur dan memiliki spesialisasi power engineering.
Menurut laporan The Wall Street Journal, pembunuhan tersebut berlangsung hanya sehari setelah Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz memperingatkan Hamas, penguasa Jalur Gaza, Israel akan melakukan pembunuhan terarah jika kelompok itu mengancam para komandan Israel.
Ketegangan antara Israel dan Hamas meningkat dalam beberapa pekan ini menyusul unjuk rasa warga Palestina di pagar perbatasan yang memisahkan Gaza dengan wilayah Israel.
"Unjuk rasa tersebut menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya 37 orang tewas akibat hantaman peluru tajam pasukan Israel, sedangkan 4.500 korban lainnya mengalami luka-luka," tulis The Wall Street Journal.
Hamas tidak secara eksplisit menyalahkan Israel dalam insiden pembunuhan tersebut. Tetapi, keluarga al-Batash menuduh agen rahasia Israel, Mossad, berada di balik pembunuhan ulama sekaligus ilmuwan Palestina itu.