Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Iklan Politik di Facebook Disponsori Kelompok Mencurigakan

Sebagian besar iklan politik yang mengusung isu perpecahan di Facebook sebelum Pilpres AS pada 2016 disponsori oleh kelompok-kelompok mencurigakan, yang tidak memiliki informasi publik.
lustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe
lustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagian besar iklan politik yang mengusung isu perpecahan di Facebook sebelum Pilpres AS pada 2016 disponsori oleh kelompok-kelompok mencurigakan, yang tidak memiliki informasi publik.

Hal itu diungkapkan oleh studi Project DATA dari University of Wisconsin-Madison, AS. Dilansir dari Reuters, Selasa (17/4/2018), hasil riset tersebut didasarkan pada kajian atas 5 juta iklan di Facebook.

Menurut penelitian itu, 1 dari tiap 6 kelompok tersebut terafiliasi dengan Rusia. Sementara itu, identitas ratusan kelompok lainnya masih belum diketahui. Secara keseluruhan, terdapat 122 kelompok mencurigakan yang tercatat.

Kelompok yang identitas jelasnya tidak diketahui biasanya merupakan bagian dari perusahaan cangkang (shell company) di dunia politik AS.

Lebih dari seperempat iklan mencurigakan itu menyinggung Donald Trump atau Hillary Clinton. Adapun 9% iklan yang ada menyampaikan advokasi bagi atau melawan kandidat-kandidat tersebut.

Kepala Project DATA Young Mie Kim menerangkan kelompok-kelompok mencurigakan itu memiliki Page Facebook yang tidak aktif, tidak dapat diakses, telah dihapus, atau sudah diblokir oleh Facebook sejak Pilpres. Selain itu, tidak ada informasi publik yang tersedia mengenai mereka.

Penelitian ini pun menemukan bahwa pemilih di negara bagian yang belum pasti mendukung salah satu kandidat, seperti Wisconsin dan Pennslyvania, mendapat iklan yang ditargetkan secara khusus untuk mereka. Isu yang dibawa adalah kepemilikan senjata, imigrasi, dan hubungan antar ras.

Belum lama ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan pihaknya akan membongkar siapa saja sponsor iklan-iklan dengan isu perpecahan tersebut. Mulai bulan ini, media sosial itu akan mewajibkan setiap pengiklan untuk mencantumkan identitas dan lokasi mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper